"Target pribadi saya dalam dua, tiga tahun ke depan saja bisa menjadi juara dunia. Kami akui untuk menjadi juara tidak hanya berbekal tekad, tapi juga tergantung dengan promotor," kata petinju berusia 22 tahun itu di Jakarta, Senin.
Pria asal Manado Sulawesi Utara itu saat ini memegang sabuk kelas WBC Asia Youth kelas 63,5 kilogram setelah mengalahkan petinju asal Thailand Girapan Boonpeng.
Gelar terakhir petinju asal Sasana Navaz Boxing Camp adalah memegang sabuk IBF Pan Pasific kelas 63,5 kilogram setelah pada pertarungan Indonesia Big Fight XII di Jakarta, Sabtu (6/4) mengalahkan petinju asal Filipina Ryan Sarmona pada ronde keempat dengan TKO.
Dengan bekal tersebut, Rivo memang berpeluang melangkah lebih tinggi yaitu mengejar juara WBC Internasional kelas ringan super. Apalagi saat ini didukung penuh oleh promotor internasional asal Indonesia, Martin Daniel.
"Sebagai petinju yang saya lakukan adalah berlatih keras. Untuk tahapan yang lain, semuanya tergantung dengan promotor. Intinya saya siap jika dinstruksikan bertanding," kata Rivo menambahkan di sela pemberian apresiasi satu unit sepeda motor itu.
Terkait rekor pertarungan, Rivo mencatat 9 kali menang ( 4 kali menang KO) dan 1 kali seri dalam 10 laga internasional. Dengan modal yang ada dan latihan yang keras, petinju kelahiran Manado, 1 Januari 1997 optimistis mampu meraih yang terbaik untuk kedepannya.
Sementara itu, promotor Martin Daniel menjelaskan keberhasilan Rivo saat ini akan memberikan kesempatan baginya untuk menuju ke tingkat prestasi yang lebih baik sesuai dengan tahapan yang ada.
“Betul, saya tadi sudah komunikasi dengan IBF apakah Rivo akan menghadapi lawannya dalam event kejuaraan internasional di Makau. Tapi saya berharap Rivo tampil di sini di Indonesia untuk membangkitkan semangat anak muda lainnya untuk tampil bertanding," katanya.
Selain mendukung penuh Rivo Kundimang, Martin Daniel juga sukses menggelar kejuaraan dengan menyatukan empat badan tinju dunia yaitu WBA, IBF, WBC dan WBO. Dari empat kejuaraan tersebut tiga di antaranya dimenangkan petinju Indonesia.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah dan hanya di Indonesia. Empat badan tinju dipertandingkan sekaligus. Kami akan memperjuangkan agar pertarungan itu dicatat dalam rekor Muri maupun rekor dunia (Guinness World Records)," kata pemerhati tinju nasional Haidar Alwi.
Petarungan antara Rivo dan Ryan adalah salah satu dari empat laga Internasional yang digelar. Tiga pertarungan lainnya adalah Kejuaraan Internasional WBC kelas berat ringan (61 kilogram) antara petinju Indonesia Ari Agustian dan petinju Thailand Suntorn Panhom. Ari Agustian berhasil mengkanvaskan Suntorn di ronde kedua.
Kejuaraan Internasional WBA kelas terbang ringan (44,99 kilogram) antara petinju Indonesia Andika D’Golden Boy dan petinju Filipina Romshane Sarquilla direbut Andika.
Sayangnya pada Kejuaraan Internasional WBO kelas bantam berat (53,5 kilogram), petinju Indonesia Patrick Liukhoto harus menyerah di tangan petinju Filipina Vincent Astrolabio.
Baca juga: Spence kalahkan Garcia untuk pertahankan gelar kelas welter IBF
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019