• Beranda
  • Berita
  • Pegiat: Ilhan Omar pengaruhi percakapan politik di AS

Pegiat: Ilhan Omar pengaruhi percakapan politik di AS

15 April 2019 20:37 WIB
Pegiat: Ilhan Omar pengaruhi percakapan politik di AS
Muslimah Anggota Kongres AS Ilhan Omar. (Anadolu Agency)

"Kedatangan Ilhan Omar di Kongres adalah pukulan buat Donald Trump. Ia tidak datang sebelum Trump tapi ia menjadi (anggota Kongres) gara-gara Trump," kata Bedier.

Ilhan Omar, anggota Partai Demokrat di Kongres AS, adalah korban "kontroversi yang dikarang-karang" tapi itu telah menghimpun dukungan buat dia, kata seorang pegiat Amerika dan seorang teman Ilhan.

Ketika berbicara kepada wartawan Kantor Berita Turki, Anadolu, di sisi Konferensi Islamofobia di Istanbul Sabahattin Zaim University, Ahmed Bedier --pemimpin United Voices of America-- mengatakan "sangat berbahaya dan tak bertanggung-jawab" buat Presiden AS Donald Trump untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan mengenai Muslimah Anggota Kongres, Ilhan Omar.

"Sangat jarang seorang presiden mencuit dan berbicara mengenai anggota baru Kongres. Itu terdiri atas 435 anggota. Ada banyak di antara mereka yang mewakili negara dan tidak semua dari mereka mendapat perhatian dari presiden AS. Ia biasanya menangani kepemimpinan bukan anggota baru," kata Beider, yang juga menjadi seorang pembicaraan dalam Konferensi Islamofobia.

Pada Jumat (12/4), Trump mencuit "KAMI TAKKAN PERNAH LUPA!" dengan video berdurasi 43 detik yang sudah diedit yang menampilkan pernyataan Ilhan pada Maret, saat ia berbicara di Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR), organisasi Muslim terbesar di negeri tersebut.

Di dalam sambutannya, Ilhan mengatakan CAIR "didirikan setelah 11/9 sebab mereka mengakui bahwa sebagian orang melakukan sesuatu, dan kita semua mulai kehilangan akses ke kebebasan sipil kita".

"Itu mengirim pesan (Ilhan) Omar adalah seorang tokoh penting; ia memiliki dampak pada percakapan politik di Washington dan itu juga adalah pesan bahwa dia (Trump) merasa terancam oleh Ilhan, atau oleh keberadaan dan politiknya," kata Bedier, sebagaimana dilaporkan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin malam.

"Jika kita semata-mata melihat keberadaannya, apa yang ia wakili adalah semua yang telah ditentang oleh Trump dalam perkataannya --imigrasi, Ilhan adalah seorang migran. Ia adalah pengungsi; ia datang dari Somalia. Ia separuh Yaman dan kedua negara itu termasuk di antara negara Islam yang berada di dalam daftar larangan (perjalanan)," Bedier menjelaskan.

Pembatasan imigran adalah yang ketiga dalam pemerintah Trump, dan mempengaruhi rakyat dari Iran, Libya, Korea Utara, Somalia, Suriah, Venezuela dan Yaman. Chad dicabut dari daftar negara yang terpengaruh tersebut.

Versi terkini mengenai larangan perjalanan mencegah orang dari tujuh negara --lima adalah negara dengan mayoritas warga beragama Islam-- untuk memasuki AS. Itu melarang imigrasi dari Iran, Libya, Somalia, Suriah dan Yaman serta Korea Utara dan Venezuela.

Terlebih lagi, Ilhan Omar adalah Muslimah yang memakai jilbab, kata Bedier. "Sangat banyak yang telah ditentang oleh Trump, dan ia telah berkampanye untuk memperoleh jabatan presiden."

"Kedatangan Ilhan Omar di Kongres adalah pukulan buat Donald Trump. Ia tidak datang sebelum Trump tapi ia menjadi (anggota Kongres) gara-gara Trump," kata Bedier.

Ia juga adalah anggota Komite Kebijakan Luar Negeri dan berani di Kongres AS.

Pemimpin United Voice of America itu mengatakan Ilhan memiliki satu "agenda serius". "Ini tidak berada di Washington untuk main-main dan agenda tersebut berakar di dalam pengalamannya."

"Ada kontroversi yang dikarang-karang; tujuannya ialah merusak reputasi Ilhan, salah menafsirkan kata-katanya dan pada saat yang sama mengikis reputasinya dan menekan pemimpin Partai Demokrat untuk mendepak dia dari komite penting tersebut," kata Bedier.

Sumber: Anadolu Agency
 

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019