Ketua KPU Palu, Agusalim Wahid, Selasa mengatakan warga korban bencana alam di Palu yang kini tinggal di huntara dan beberapa titik pengungsian sudah masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Jadi mereka dipastikan mendapatkan surat panggilan memilih atau dikenal C6 dan siap untuk mencoblos pada Rabu (17/4) yang akan mulai berlangsung pada pukul 07.00 Wita hingga batas waktu yang telah ditetapkan KPU.
"Kalaupun tidak ada surat panggilan, tetap bisa mencoblos dengan membawa identitas yakni kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik (e-KTP) yang dikeluarkan oleh Dinas kependudukan dan Pencatatan sipil (Dukcapil) Kota Palu," kata dia.
Agussalim juga mengatakan semua logistik pemilu sudah harus sampai hari ini di masing-masing TPS yang ada di seluruh wilayah Kota Palu.
Surat suara, kotak suara, bilik suara dan perlengkapan pemilu lainnya sejak Senin (15/4) telah didistribusikan oleh KPU kepada PPK di delapan kecamatan, yakni Palu Barat, Palu Timur, Palu Selatan, Tatanga, Ulujadi, Mantikulore, Taweli dan Palu Utara.
Dia menambahkan ada sekitar 20 TPS yang mendapatkan perhatian khusus dari KPU dalam hal pendistribusian logistik karena lokasinya berada di pelosok pinggiran Kota dengan kondisi jalan yang belum memadai.
Seperti TPS yang ada di Uwentumbu Kecamatan Mantikulore, kata dia, untuk sampai ke sana harus melalui beberapa sungai yang rawan banjir saat hujan deras.
"Tapi syukur alhamdulillah, logistik pemilu semuanya sudah tiba di wilayah itu pada 15 April 2019 dengan dikawal ketat aparat keamanan.
Menurut dia, semua titik-titik rawan saat ini sudah mendapatkan logistik pemilu dan siap melaksanakan pencoblosan pada hari H.
Jumlah pemilih Pemilu 20189 di Palu sekitar 213.000 jiwa.
Sementara jumlah TPS yang disiapkan KPU sebanyak 1.075 unit tersebar di 46 kelurahan dari delapan kecamatan yang ada di Ibu Kota Provinsi Sulteng.
Agusalim mengingatkan masyarakat Kota Palu untuk berbondong-bondong menuju TPS masing-masing untuk mencoblos sesuai hati nurani. "Jangan sampai golput. Satu suara sangat berarti bagi masa depan bangsa Indonesia lima tahun ke depan," katanya.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019