"Ini pemilu tahun pertama sih jadi agak bingung sama caranya, kertasnya gede banget", kata Fadil salah satu mahasiswa di Jakarta saat diwawancara via telepon, Rabu.
Dia mengatakan alasannya mengikuti pemilu tahun ini adalah karena ingin merayakan pesta demokrasi dan ingin presiden pilihannya menang dalam pilpres tahun ini.
Dia mengatakan, ini pertama kali baginya mencoblos baik Pilpres maupun Pileg. Untuk pemilu tahun ini, dia memutuskan untuk memilih di kampungnya karena bisa melakukan silaturahmi dengan keluarga meskipun bisa memilih di Jakarta.
"Excited aja buat pemilu tahun ini soalnya baru pertama kali coblos", kata Sarah salah satu mahasiswa di Jakarta yang juga baru memilih.
Dia juga menyatakan tidak ingin golput karena ingin melihat adanya perubahan pada Indonesia, meskipun mungkin jagoan pilihannya tidak menang, setidaknya dia sudah berusaha.
Namun dia mendapat kendala dalam mencoblos akibat kurangnya sosialisasi yang ia dapatkan mengenai cara pencoblosan surat suara.
Dia kaget melihat surat suara yang sangat banyak dan besar.
Dia awalnya ingin memilih di Jakarta tempat dia tinggal sekarang, akan tetapi dia mendapatkan kabar bahwa mengurus surat kepindahan TPS ribet. Dia akhirnya memilih untuk pulang ke kampung untuk memilih sekaligus bersilaturahmi dengan keluarga.
Dia pulang ke kampung pada Selasa malam dan akan kembali lagi ke Jakarta pada Kamis pagi.
Lain hal dengan Raskia mahasiswa yang juga baru pertama kali memilih. Dia mengatakan tidak terlalu kaget dengan banyaknya surat suara yang ada karena di media sosial sudah ramai diberitakan akan ada lima kertas suara.
Dia mengatakan ikut pemilu tahun ini karena penasaran akan kemeriahan pesta demokrasi Indonesia yang diselenggarakan lima tahun sekali ini.
Baca juga: Pemilih pemula dan muda tentukan arah bangsa
Baca juga: Akademisi: Batas minimum usia pemilih Pemilu perlu dinaikkan
Pewarta: Ganet Dirgantara dan Alya Rahma Widyanti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019