• Beranda
  • Berita
  • Peneliti: Pemerintahan baru perlu kembangkan SDM dan industri sekunder

Peneliti: Pemerintahan baru perlu kembangkan SDM dan industri sekunder

18 April 2019 15:46 WIB
Peneliti: Pemerintahan baru perlu kembangkan SDM dan industri sekunder
Peneliti Institute for Developement of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Tantangan bangsa ke depan adalah bagaimana Indonesia bisa keluar dari negara berpendapatan menengah

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan pemerintahan baru yang terpilih pada Pemilu 2019 perlu menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif dan mengembangkan industri sekunder.

Andry saat dihubungi di Jakarta, Kamis, mengatakan upaya ini harus dilakukan agar Indonesia bisa lolos dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).

"Tantangan bangsa ke depan adalah bagaimana Indonesia bisa keluar dari negara berpendapatan menengah, atau populernya keluar dari jebakan middle income trap," katanya.

Menurut dia, untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia harus memiliki pendapatan per kapita di atas 12.476 dolar AS atau setara Rp175,2 juta per tahun pada 2027.

Untuk mencapai itu, pemerintah perlu membukukan pertumbuhan pendapatan per kapita sebesar 5,5 persen hingga enam persen per tahun.

Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia berada dalam kisaran 3.927 dolar AS atau sekitar Rp56 juta per kapita per tahun pada 2018, lebih tinggi dari 2016 sebesar Rp47,9 juta dan 2017 sebesar Rp51,9 juta.

Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia sangat penting untuk menambah jumlah tenaga kerja lulusan SMA/SMK ke atas dan mengurangi tenaga kerja lulusan di bawahnya yakni SD dan SMP.

Pembenahan sumber daya manusia itu disertai juga dengan penguasaan teknologi yang memadai mulai dari tingkat pendidikan yang rendah.

Selain itu, Andry menambahkan upaya reindustrialisasi perlu dilakukan, melalui peningkatan industri dari sektor hilir, untuk mengembalikan industri manufaktur sebagai motor penggerak utama perekonomian.

Pemerintah juga perlu mengundang investasi langsung asing di sektor sekunder seperti pengolahan nonmigas sehingga sektor tersebut dapat bergairah kembali.

Dalam upaya tersebut, pemerintah dapat mendorong ekspor produk yang bernilai tambah tinggi dan mempunyai rantai produksi panjang, yaitu produk-produk yang berteknologi tinggi.

Ekspor yang disasar juga bukan lagi ke negara-negara berkembang di Asia, melainkan ke negara-negara maju.

Dengan strategi yang ada, Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan persoalan defisit neraca transaksi berjalan dapat teratasi.

Baca juga: Indef: Stabilitas makro ekonomi terjaga sepanjang Pemilu 2019
Baca juga: Jokowi akan konsentrasi bangun infrastruktur dan SDM

Pewarta: Katriana dan Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019