“Pendidikan yang berkualitas bisa membuat negara menjadi maju dan berkualitas dunia. Saat ini pemerintah terus mendorong pendidikan vokasi agar bisa menyediakan tenaga profesional," kata Menristekdikti dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Menteri Nasir menyampaikan masyarakat masih belum melihat potensi pendidikan vokasi yang berfokus langsung pada industri. Namun pandangan itu akan berubah dalam waktu dekat.
Pemerintah saat ini sudah menciptakan peraturan yang mendukung industri untuk lebih banyak terlibat dalam pendidikan vokasi, termasuk dari segi dosen.
“Dalam mengembangkan pendidikan vokasi di perguruan tinggi, dosen harus bekerja sama dengan industri pada bidangnya masing-masing. Di mana persentase tenaga pengajarnya dosen akademik 50 persen dan dosen industri 50 persen. Saya minta pendidikan vokasi bekerja sama dengan industri. Pendidikan vokasi dengan menerapkan magang enam bulan, di samping menghadirkan dosen dari industri. Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari pengembangan pendidikan perguruan tinggi," harap Nasir.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VI Jawa Tengah Dwi Yuwono Puji Sugiharto mengatakan perguruan tinggi vokasi memiliki nilai strategis bagi Indonesia, yaitu pendidikan vokasi dapat menjadi kontributor daya saing negara.
Dwi mengapresiasi pemerintah sudah menjadikan penguatan vokasi sebagai skala prioritas melalui berbagai peraturan dan program Kemenristekdikti.
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019