Dalam beberapa kasus, seperti dilansir dari Medical News Today, Jumat, cegukan ada yang berlangsung kronis hingga sebulan atau bahkan lebih. Kasus cegukan terpanjang yang tercatat bertahan 60 tahun.
Jika cegukan berlangsung lebih lama dari 48 jam, maka penderita harus berkonsultasi dengan dokter karena bisa jadi mengalami kondisi medis yang serius seperti stroke dan gangguan pencernaan.
Cegukan berkepanjangan juga memicu masalah baru yakni insomnia dan depresi.
Bagaimana proses terjadinya cegukan?
Cegukan terjadi karena kontraksi diafragma yang tiba-tiba dan tidak disengaja bersamaan dengan kontraksi laring dan penutupan total glotis (tempat pita suara).
Kondisi ini menghasilkan aliran udara yang tiba-tiba ke paru-paru, dan memunculkan suara "hik".
Faktor gaya hidup bisa sebabkan cegukan?
Ada sejumlah faktor gaya hidup yang turut mencetuskan cegukan, seperti konsumsi makanan pedas dan panas sehingga mengiritasi saraf frenikus yang lokasinya dekat kerongkongan.
Lalu, makan terlalu banyak sehingga menyebabkan perut kembung. Gas di perut bisa menekan diafragma.
Penyebab lainnya, minum soda, cairan panas, atau minuman beralkohol, terutama minuman berkarbonasi dan mengalami stres atau emosi yang kuat.
Penyebab cegukan berkepanjangan?
Terdapat sejumlah kondisi yang menyebabkan cegukan berlangsung terus menerus, antara lain kondisi pencernaan termasuk penyakit radang usus, obstruksi usus kecil, atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Selain itu, bisa juga pneumonia atau asma, kondisi yang memengaruhi sistem saraf pusat (SSP), termasuk cedera otak traumatis (TNI), ensefalitis, tumor otak, atau stroke.
Lalu, kondisi yang mengiritasi saraf vagus, seperti meningitis, faringitis, atau goiter, reaksi psikologis, termasuk kesedihan, kegembiraan, kegelisahan, stres, perilaku histeris, atau syok.
Penyebab lainnya, kondisi yang memengaruhi metabolisme, termasuk hiperglikemia, hipoglikemia, atau diabetes, masalah hati dan ginjal.
Atau bisa juga karena kanker dan efek samping perawatan misalnya kemoterapi, iritasi kandung kemih, pankreatitis, kehamilan.
Pembedahan, tumor dan lesi juga bisa menjadi faktor risiko cegukan berkepanjangan.
Baca juga: Misteri hilangnya Sandiaga Uno ramai dibahas warganet
Baca juga: Tampak gugup saat konpers, ini kata pakar soal ekspresi Sandiaga Uno
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019