• Beranda
  • Berita
  • Jaringan Kyai Santri Nasional ajak masyarakat bersatu

Jaringan Kyai Santri Nasional ajak masyarakat bersatu

20 April 2019 22:39 WIB
Jaringan Kyai Santri Nasional ajak masyarakat bersatu
Ilustrasi - Ketua Dewan Pengarah Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Bupati Tegal Umi Azizah (kiri) menghadiri Deklarasi JKSN di GOR Trisanja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) mengajak segenap masyarakat Indonesia untuk kembali bersatu usai melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif 2019.

"Pemilu sudah selesai. Berbagai lembagai survei telah mengumumkan hasil penghitungan cepat atau 'quick count'. Bagi masyarakat yang tidak percaya dengan hasil penghitungan cepat, silakan menunggu pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU," kata Ketua Umum JKSN K.H. Muhammad Rosiqi dalam jumpa pers di Surabaya, Sabtu.

JKSN merupakan salah satu kelompok relawan beranggotakan kiai, nyai, santri, dan keluarga pondok pesantren se-Indonesia yang dalam Pemilu Presiden 2019 mengusung pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

JKSN mengklaim para relawannya di seluruh Indonesia telah menyumbang suara 70 persen untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf di Pemilu Presiden 2019.

Roziqi menandaskan jika hasil hitung cepat oleh beberapa lembaga survei yang menempatkan pasangan calon nomor urut 01 sebagai pemenang Pemilu Presiden 2019 memang benar, maka kemenangan itu milik segenap bangsa Indonesia.

"Selanjutnya tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang terpetakan sebagai pendukung calon presiden nomor urut 01 atau 02. Mari kita kembali bersatu melihat ke depan. Sisa-sisa pemilu yang kemarin harus kita tinggalkan. Mari bersama-sama menjadikan Indonesia ke depan yang lebih maju, sejahtera, dan berkeadilan," tuturnya.

Mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur itu, mengajak segenap masyarakat untuk tabayun dengan menunggu pengumuman resmi KPU tentang hasil pemilu tersebut pada 22 Mei mendatang.

"KPU adalah lembaga resmi negara. Kita harus percaya kepada KPU dan ikut mengawal serta mengamankan hasil pemilu yang sudah ditetapkan," ucap Ketua Dewan Masjid Indonesia wilayah Jawa Timur itu.
 

Pewarta: A Malik Ibrahim / Hanif Nashrullah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019