Penggalan puisi yang ditulis Raden Ajeng Kartini, pahlawan wanita yang terkenal dengan bukunya " Habis Gelap Terbitlah Terang" ini bisa menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia saat ini dan di masa datang.
Atas nama perjuangan kesetaraan hak-hak kaum perempuan, pemikiran RA Kartini kelahiran Jepara, 21 April 1879 ini telah mendorong kaum hawa untuk mengejar dan mewujudkan cita-citanya.
Tahun 2019 ini, sekitar 105 tahun kemudian atau sejak Kartini wafat pada September 1904, kini perempuan Indonesia terus maju dan makin tangguh.
Perempuan-perempuan profesional di berbagai bidang dan karier pun semakin bertebaran di bumi pertiwi, yang ikut berperan dalam membangun negeri.
Saat ini tidak lagi sulit menemukan, srikandi-srikandi yang memiliki kecerdasan, kemampuan, keterampilan yang sama bahkan lebih dari seorang laki-laki dalam memimpin sebuah perusahaan baik swasta maupun di perusahaan milik negara.
Sekretaris Kementrian BUMN Imam Apriyanto di Jakarta, Minggu mengatakan bahwa di BUMN sesungguhnya saat ini sudah banyak perempuan yang telah mendedikasikan dirinya di perusahaan milik negara. "Kementerian BUMN memberikan kesempatan kepada kartini-kartini untuk menjadi pemimpin perusahaan BUMN, di samping pimpinan kami di Kementerian BUMN (Menteri BUMN Rini Soemarno)," kata Imam.
Berikut sederet sosok Kartini-Kartini yang dipercaya menjadi orang nomor satu di sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
1. Desi Arryani
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk ini diangkat sejak Agustus 2016.
Desi dipercaya memimpin Jasamarga, BUMN konstruksi jalan tol, penyelenggara dan pengelola jalan tol dengan total pendapatan pada tahun 2018 sebesar Rp36,97 triliun, laba operasi Rp5,42 triliun, total aset Rp82,42 triliun.
Meraih gelar Sarjana bidang Teknik Sipil dari Universitas Indonesia pada tahun 1987, dan Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya pada tahun 2008.
Perempuan kelahiran 29 Desember 1962 ini, sebelum bergabung dengan Jasa Marga, pernah menjabat sebagai Direktur Operasi I PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada 2013-2016. Selain itu, Direktur Operasi II PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada 2011-2012.
2. Dwina Septiani Wijaya
Direktur Utama Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) sejak November 2017.
Selain mencetak uang rupiah Republik Indonesia, Peruri juga mencetak produk sekuriti lainnya, ermasuk mencetak kertas berharga non uang dan logam non uang.
Sebelum bergabung dengan Peruri, Dwina merupakan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).
Lahir di Salatiga pada 8 September 1965. Meraih Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut Teknologi Bandung, Indonesia (1989). Gelar Magister di Trium Emba Program, New York University, USA (1993); London School of Economics (LSE), UK; HEC School of Management in Paris, France (2009).
3. Emma Sri Martini
Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
Sarana Multi Infrastruktur adalah perusahaan yang terlibat dalam mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia terutama di bidang pembiayaan.
Emma menjadi orang nomor satu di Sarana Multi Infrastruktur sejak perusahaan itu dibentuk pada Februari 2009.
Meraih gelar sarjana sarjana Teknik Informatika dari Insitut Teknologi Bandung tahun 1993, Emma kemudian menyelesaikan program Infrastructure Market Economy di Harvard Kennedy School pada 2011.
Sebelumnya, Emma menjabat sebagai Direktur Keuangan di PT Perusahaan Pengelola Aset, komisaris di PT Trans Pacific Petrochemical, hingga Kepala Grup Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
4. Ira Puspadewi
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), sejak Desember 2017.
Perempuan kelahiran Malang, 12 Desember 1967 ini, bepindah-pindah dari BUMN satu ke BUMN lainnya.
Ira sebelumnya adalah Direktur Ritel, Jaringan, dan SDM PT Pos Indonesia (Persero), yang kemudian ditetapkan sebagai Direktur Utama PT Sarinah (Persero) hingga kemudian dipercaya menjadi nakhoda ASDP Indonesia Ferry.
Gelar doktor Manajemen Stratejik diraihnya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, kemudian Master in Development Management dari Asian Institute of Management, Filipina dan sebelumnya menyelesaikan S1 Sarjana Sosial Ekonomi Peternakan dari Universitas Brawijaya, Malang.
Sebelum berkarir di BUMN, Ira selama 17,5 tahun bekerja di Gap Inc, perusahaan garmen terbesar Amerika Serikat yang antara lain dikenal dengan merk GAP dan Banana Republic. Jabatan terakhir yang diembannya ketika itu adalah Direktur Global Initiative untuk Regional Asia untuk tujuh negara Asia.
5. Setia N. Milatia Moemin
Diangkat menjadi Direktur Utama Perum Damri pada Desember 2017.
Pernah menjabat sebagai Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) DKI Jakarta periode 1998-2003, Milatia juga pernah sebagai tenaga ahli pada tim kelompok kerja Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Anggota Komisi Tarif dan Pembiayaan di Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) dan Country Director di Institute Transportation Development & Policy (ITDP).
Milatia lulusan Teknik Sipil Transportasi UI, dipercaya mengelola Damri yang merupakan singkatan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia ini.
Perempuan kelahiran 24 Maret 1961 ini dikenal luas di kalangan transportasi nasional.
Didirikan 25 November 1946, Damri mengelola layanan angkutankota, angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota antarprovinsi, angkutan khusus bandar udara, angkutan pariwisata, angkutan logistik, angkutan keperintisan, dan angkutan lintas batas negara.
6. Nicke Widyawati
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), diangkat 20 April 2018 mengelola perusahaan migas Pertamina ini, merupakan lulusan Master Hukum Bisnis – Universitas Padjadjaran (S2) tahun 2009 dan Teknik Industri – ITB (S1) tahun 1991.
Sebelum menjabat sebagai Dirut Pertamina, Nicke adalah Direktur SDM Pertamina dan pernah menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero). Pertamina BUMN terbesar di Indonesia yang aktif di sektor hulu dan hilir industri minyak dan gas ini pada tahun 2018 mencatatkan laba bersih sekitar Rp24 triliun.
Baca juga: Susi Pudjiastuti: Ingat jasa dan semangat Kartini
Baca juga: Menlu: buat saya Kartini adalah inspirasi
Baca juga: "Kartini" hadir layani pelanggan SPBU
Baca juga: CEO XL: pada era digital kesetaraan gender tidak lagi persoalan
Baca juga: Koalisi Perempuan: pendidikan anak perempuan masih dinomorduakan
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019