Warga Desa Tanjung Alay Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, menemukan tiga bunga bangkai (Amorphoohallus gigas) yang tumbuh di kebun milik warga setempat.
“Di dalam kebun karet ada dua batang (bunga bangkai), dekat situ juga ada lagi di dekat kebun cabai,” kata Ade Juliandri, warga Desa Tanjung Alay ketika dihubungi ANTARA dari Pekanbaru, Minggu.
Ia menjelaskan, dua bunga bangkai berada di kebun karet hanya berjarak 30 meter. Salah satunya sudah mekar sempurna dengan tinggi sekitar 2,5 meter.
Bunga bangkai jenis Amorphophallus gigas punya tangkai bunga yang panjang dengan kuntum bunganya yang relatif lebih pendek. Menurut Ade, biasanya bunga tersebut hanya mekar sempurna selama seminggu dan kemudian layu dan mati secara alami.
Bunga jenis tersebut berberda dengan bunga rafflesia (Amorpholophalus titanium), yang ketika mekar melebar ke samping dan punya lubang besar di tengah dengan kelopaknya berwarna merah bata.
“Sekarang bunga yang mekar hanya satu pohon, tetapi ada satu pohon lagi yang akan mekar. Jenis Bunga ini memang lumayan banyak desa ini, tapi waktu mekarnya tidak bisa ditentukan kapan. Biasanya setiap satu tahun sekali ada yang mekar,” katanya.
Menurut dia, daerah tersebut sebenarnya cukup sering ditemukan bunga bangkai sejak lama. Namun, warga setempat menganggapnya sebagai semak sehingga langsung ditebas.
“Dulu warga anggap itu semak belukar dan mengganggu karena baunya busuk, jadi langsung ditebas. Tapi sekarang warga sudah mengerti itu termasuk bunga langka sejak ditemukan bunga seperti itu di Kecamatan Kuok tahun 2017 jadi pemberitaan media massa,” ujarnya.
Ia mengatakan warga setempat yang dimotori oleh para pemuda kerap melakukan himbauan-himbauan kepada warga desa untuk menjaga dan melestarikan tanaman yang hampir punah ini dan selalu melaporkan keberadaanya kepada perangkat desa.
“Banyak warga-warga di sekitar Kampar yang datang karena penasaran ingin melihat bunga bangkai ini. Kalau ini bisa dikelola, mungkin bisa menjadi tempat destinasi wisata juga,” katanya.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Budi Setiawanto
Copyright © ANTARA 2019