Rio mengatakan lebih memilih CH-R Hybrid ketimbang model konvensional karena menawarkan efisiensi bahan bakar dan sudah mengikuti tren dunia dalam era mobil ramah lingkungan.
"Karena saving bahan bakar, (mesin) lebih halus, dan sudah menuju era hybrid, saat negara-negara lain juga sudah menuju ke sana," kata Rio kepada pewarta seusai peluncuran Toyota CH-R Hybrid di Jakarta, Senin.
Rio pun rela menunggu selama enam bulan untuk membeli Toyota CH-R Hybrid, padahal model bermesin konvensional sudah hadir di Indonesia sejak awal tahun lalu.
"(Menunggu) setengah tahun, belum terima unitnya, tapi sebentar lagi karena masih proses," kata dia.
Rio yang mengaku sudah mencicipi CH-R Hybrid, terkesan dengan konstruksi sasis berplatform Toyota New Global Architecture (TNGA) yang memberikan kenyamanan berkendara dan keamanan berkat sasis yang kuat untuk melindungi penumpang.
"Secara konstruksi sasis cukup agresif dan kuat. Saya coba, merasa nyaman dan safety-nya sangat tinggi," kata dia.
TNGA merupakan platform global yang dihadirkan Toyota untuk konsumennya, meliputi beberapa faktor antara lain desain atraktif, struktur bodi rigid, pengendalian responsif, kesan menyenangkan saat dikendarai, serta bisa dikembangkan ke banyak powerdrive baik untuk penggerak belakang, depan atau All Wheel Drive (AWD).
CH-R Hybrid melengkapi varian kendaraan ramah lingkungan Toyota di Indonesia meliputi Prius, Camry Hybrid, dan Alphard Hybrid.
Baca juga: Toyota jual C-HR Hybrid Rp523 juta
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019