Pelaku pameran, seninam Doddy Hernanto atau yang akrab dipanggil Mr D di Surabaya mengatakan lukisan digital bertema "white on black" itu ingin menyampaikan pesan bahwa dalam setiap karya seni, seorang perupa bisa secara langsung menikmat isi konten melalui teknologi terkini.
"Jangan menilai karya dari goresannya, sebab di sini ada lapis kedua yang merupakan tahapan modern dari karya senin, yakni aplikasi gawai yang harus diunduh supaya pesan dalam lukisan tersampaikan secara kekinian," katanya.
Setiap hasil lukisan yang dipamerkan, kata dia, bisa di-scan dengan aplikasi Snapcard lalu akan tampak kontennya animasi dan video seni tentang penjelasan filosofi dari sebuah karya lukis.
Lukisan digital yang dipamerkan, kata dia, memberikan sesuatu ruang yang berbeda, dan ada sebanyak 24 sket lukisan yang dipamerkan dengan berbagai gambar dan pesan.
"Ada beberapa ilustrasi yang mengandung filosofi dalam lukisan tersebut, dan itu bisa dinikmati melalui gawai para pengunjung," kata Mr D yang juga dikenal dengan gitaris satu jari tersebut.
Salah satu pengunjung atau penikmat karya seni, Anietayu mengaku kagum dengan karya lukis putih diatas hitam yang modern.
Ia mengaku kagum dan baru pertama kali menikmati pameran lukisan dengan sentuhan modern dari gambar-gambar sederhana.
"Keren, awalnya saya kira cuma papan lukisan, namun ada sesuatu dibaliknya dan itu bisa diketahui melalui gawai atau telepon pintar," katanya.
Sementara itu, pameran di Wisma Tegalsari akan digelar hingga tanggal 27 April 2019, kemudian dilanjutkan ke Maxxone Hotel Jalan Dharmahusada selama sebulan dan Hotel Luminor Jalan Prapen Surabaya.
"Setelah keliling Surabaya, kami juga akan menggelar hal serupa di Jawa Barat, dan Jawa Tengah," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019