"Gua pecinta horor. Jadi gua dari awal kenapa ngerjain film horor karena genre itu kesukaan gua," ujar dia di Jakarta, sebelum penayangan spesial film "SEKTE", Senin malam.
Pelantun "Tuhan Tolong" itu juga tak menampik bahwa genre horor masih mendapat tempat di hati sebagian masyarakat Indonesia.
Dia mengatakan, "SEKTE" sebenarnya merupakan karya horor pertamanya bersama sutradara William Chandra. Pengembangan cerita sudah dimulai sejak tahun 2015-2016 dan memasuki masa produksi pada tahun 2017.
Namun film ini baru bisa tayang pada April 2019, setelah film "Mati Anak" yang hadir bulan lalu.
Bila dalam film "Mati Anak" dia sibuk di kursi sutradara, dalam film "SEKTE", dia meenjadi produser bersama aktor Rizky Nazar.
"Di 'SEKTE', pembelajaran pertama di balik layar. Gua belajar sebagai produser. Baru setelah 'SEKTE' selesai, gua jadi sutradara di film "Mati Anak"," kata Derby.
Dalam kesempatan itu, William mengatakan film ini begitu berarti dan dia berharap penonton bisa menikmatinya.
"SEKTE" mengisahkan sekelompok orang yang membentuk komunitas penyembah sesosok mahluk yang mereka sebut bunda. Fanatisme pada sosok bunda itu membuat para pengikutnya rela melakukan apa saja sebagai bentuk kesetiaan, termasuk membunuh orang tersayang.
Selain sebagai produser, Derby juga terlibat sebagai salah satu karakter dalam film itu bersama sederet selebritas antara lain Asmara Abigail, Gesata Stella, Nadira Adnan, Rizky Nazar, Fangtatis, Natalius Cendana, Edo Eduart, dan Trisa Triandesa.
Baca juga: Derby Romero pertahankan tradisi makan malam bersama di keluarga
Baca juga: Susahnya Derby Romero perankan dokter di "London Love Story"
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019