KLHK : bank sampah bisa mati tanpa koneksi

23 April 2019 11:02 WIB
KLHK : bank sampah bisa mati tanpa koneksi
Pendiri Bank Sampah Hijau Selaras Mandiri, Esti Sumarwati, memasukkan sampah organik ke dalam tong untuk diendapkan menjadi pupuk kompos di Kemayoran, Jakarta Pusat (29/3/2019). (ANTARA/Prisca Triferna)
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien mengungkap banyaknya bank sampah yang berhenti beroperasi karena tidak terkoneksi dengan pabrik daur ulang sampah.

"Tanpa koneksi dengan pabrik daur ulang, bank sampah ya tidak dapat uang," kata Rosa dalam diskusi "Dari Kartini Untuk Ibu Pertiwi" di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Jakarta, Senin malam (22/4).

"Bila sudah terkoneksi ya bisa sangat menguntungkan, contohnya salah satu bank sampah di Jakarta Barat yang telah berdiri selama 1,5 tahun bisa beromzet sekitar Rp7 miliar," katanya.

Tanggung jawab untuk membantu menghubungkan bank sampah dengan pabrik-pabrik daur ulang, menurut dia, ada di tangan pemerintah pusat hingga daerah.

Rosa juga menjelaskan bahwa KLHK sedang mengidentifikasi bank-bank sampah yang masih hidup dan sudah berhenti beroperasi.

Pemerintah, menurut dia, ingin membantu bank-bank sampah yang mati supaya bisa beroperasi kembali serta menjalankan peran dalam pengelolaan sampah.

Menurut Rosa sekarang ada sekitar 7.000 bank sampah di seluruh Indonesia. "Nasabahnya dapat mencapai ratusan ribu orang," katanya.

Dengan nasabah yang sedemikian banyak, ia mengatakan, perputaran uang di bank-bank sampah tersebut sampai miliaran rupiah per tahun.

Baca juga: Madiun latih pengurus bank sampah daur ulang plastik

Baca juga: Siasat bank sampah Kemayoran gerakkan warga memilah sampah

 

Pewarta: Virna P Setyorini/Aditya Pradana Putra
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019