• Beranda
  • Berita
  • Seorang ABK kapal feri jatuh ke laut belum ditemukan

Seorang ABK kapal feri jatuh ke laut belum ditemukan

23 April 2019 15:20 WIB
Seorang ABK kapal feri jatuh ke laut belum ditemukan
Tim pencari terus menyusuri perairan laut dekat Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (23/4), untuk menemukan satu ABK kapal senggolan jatuh ke laut. (Foto: ANTARA/Ist)
Rindang Roch Basuki, anak buah kapal (ABK) KMP Windu Karsa Dwitiya yang jatuh di laut Selat Sunda dekat Pelabuhan Merak, Banten belum ditemukan, tim pencari dan penyelamat masih melakukan pencarian.

Sebelummya, pada Senin (22/4) sore kemarin, dua kapal feri, yaitu KMP Windu Karsa Dwitiya tujuan Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan dengan KMP Virgo 18 tujuan Pelabuhan Merak, Banten bersenggolan di sekitar Pelabuhan Merak, Banten. Satu ABK bernama Rindang Roch Basuki terpental ke laut akibat peristiwa itu. Sejumlah penumpang terluka akibat benturan.

"Sampai dengan siang ini, korban belum ditemukan, dan tim SAR gabungan masih melakukan pencarian," kata Koordinator SAR PT ASDP Pelabuhan Merak, Banten Radmiadi, saat dihubungi dari Lampung Timur, Selasa.

Radmiadi mengatakan pencarian korban telah dilakukan dari semalam dan dilakukan pencarian kembali mulai pagi tadi.

Pencariann dilakukan oleh tim pencari gabungan, di antaranya dari SAR PT ASDP Merak, Bakamla, Basarnas, Satpol Airud, TNI AL, Asosiasi Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap).

Keluarga korban pun ikut mencari bersama tim. Jumlah personel gabungan yang mencari lebih kurang 50 orang.

"Personel yang terlibat mencari banyak, ada 50 orang lebih, dan dilakukan juga upaya penyelaman hari ini," katanya.

Radmiadi menjelaskan, pencarian dimulai dari titik lokasi kapal bersenggolan sampai radius 5 mil. "Ke arah barat sampai Pulau Tempurung, ke arah selatan sampai ke arah Anyer, ke utara sampai Suralaya," ujarnya.

Dia menyatakan, pencarian masih terus dilakukan sampai dengan siang ini. "Kalau tidak ketemu hari ini, akan dilakukan terus pencarian, karena standar operasionalnya tujuh hari," katanya.

Pewarta: Budisantoso B & Muklasin
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019