Sebanyak 123 siswa yang berasal dari berbagai SMP di Kabupaten Nduga, Papua saat ini mengikuti ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP) di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, karena mengikuti orang tuanya mengungsi.para pelajar itu mengungsi bersama keluarga sesaat setelah terjadinya kasus penyerangan awal Desember tahun lalu oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB)
"Memang betul ada 123 pelajar SMP yang ikut orang tuanya mengungsi terpaksa mengikuti ujian di Wamena," kata Ketua Panitia Ujian Nasional Dinas Pendidikan Papua Laurens Wantik di Wamena, Selasa.
Dia mengatakan, ujian dilaksanakan di sekolah milik Yayasan Pesat yang berlokasi di Potikelek, Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya.
Sebanyak 123 pelajar itu terbagi dalam sembilan kelas dan seluruhnya mengikuti UNKP, kata Wantik.
Di Kabupaten Nduga, ujar dia, terdapat tujuh SMP. Namun dari tujuh SMP itu hanya SMP Negeri 1 Kenyam yang tetap melaksanakan ujian di sekolahnya di Kenyam, yakni tercatat 54 pelajar.
Sedangkan 123 pelajar lainnya yang awalnya bersekolah di SMP Negeri Yigi, SMP Negeri Mapnduma, SMP Negeri Gearek, SMP Negeri Wosak, SMP Negeri Mbua, dan SMP Negeri Mugi terpaksa mengikuti ujian di Wamena, jelas Wantik.
Para pelajar itu mengungsi bersama keluarga sesaat setelah terjadinya kasus penyerangan dan pembunuhan terhadap karyawan PT Istaka Karya awal Desember tahun lalu yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Baca juga: Pengungsi anak-anak Nduga di Jayawijaya bertambah jadi 406 orang
Baca juga: UNBK dan UNKP tingkat SMP/MTs di Papua ditunda Selasa
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019