• Beranda
  • Berita
  • Seorang petugas KPPS Solo meninggal diduga kelelahan

Seorang petugas KPPS Solo meninggal diduga kelelahan

23 April 2019 19:43 WIB
Seorang petugas KPPS Solo meninggal diduga kelelahan
Istri petugas KPPS Nusukan Pamuji, Hartini saat memberikan kejelasan soal meninggalnya suaminya di Kampung Cengklik Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo, Selasa. (Foto:Bambang Dwi Marwoto)
Seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Pamuji Ruswandi (46) warga Kampung Cengklik RT 01/RW 19, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo, meninggal dunia diduga karena kelelahan.

"Saya baru saja mendapat info ada anggota KPPS di Solo yang meninggal dunia," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surakarta, Nurul Sutarti, di Solo, Selasa.

Menurut Nurul Sutarti Pamuji, pada hari pemungutan suara tanggal 17 April 2019 menjadi petugas keamanan KPPS di TPS 70 kampung setempat.

Menurut Nurul, Pamuji diduga karena kelelahan setelah berjaga di TPS 70 Kampung Nusukan. Pamuji dilaporkan meninggal dunia, pada Sabtu (20/4), sekitar pukul 23.30 WIB.

Pamuji sebelum meninggal dunia tidak ada tanda-tanda mengalami sakit. Ia menjalankan tugasnya dengan baik sebagai anggota KPPS yang menjaga keamanan TPS 70.

Warga Kampung Nusukan tersebut kemudian dimakamkan ketempat pemakaman umum kampung Kragilan, pada Minggu (21/4), pukul 13.00 WIB

Dia mengatakan Pamuji bekerja dari Rabu (17/4) pagi hingga Kamis (18/4) pagi di TPS. Orang tidak menduga ternyata sampai seperti ini kejadiannya.

Menurut dia, Pamuji dimakamkan di tempat pemakaman umum Kragilan dengan meninggalkan istri, Hartini (33) dan dua putrinya, Gadis Septa P (12) serta Arysuta Nitimanta (1,5).

KPU Surakarta turut berduka cita atas meninggalnya petugas KPPS atau penjuang demokrasi yang telah bekerja dengan baik.

Pihaknya menilai kejadian tersebut baru pertama kali terjadi di Kota Solo, ada anggota KPPS meninggal dunia.

Kendati demikian, KPU berharap seluruh anggota KPPS lainnya agar selalu diberikan kesehatan untuk melaknasakan tugas-tugas mulia pada Pemilu 2019 ini.

Menurut istri Pamudi, Hartini (33) dirinya kaget saat dikabari suaminya terjatuh setelah mandi malam di kamar mandi umum tidak jauh dari rumahnya. Warga langsung membantu mencarikan taksi agar segera dibawa ke RS Brayat Minulya Solo.

Hartini menjelaskan suaminya saat dibawa ke rumah sakit wajahnya sudah warna membiru dan badan kaku. Setelah dicek di rumah sakit ternyata meninggal dunia karena sakit jantung.

Padahal, kata dia, suaminya sebelumnya tidak ada riwayat sakit jantung. Suaminya sebelumnya pekerjaan harian sebagai petugas keamanan di pos kamling kampung. Pemilu ini, bertugas sebaga keamanan di TPS 70 Nusukan. ***3***


 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019