Para kader Posyandu Dusun Mandala Sari Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar, Provinsi Bali, mengembangkan menu "nugget" kelor dan puding kelor sebagai alternatif pangan tinggi gizi untuk anak guna mencegah kasus kekurangan gizi.Di posyandu itu para kaum ibu kreativitasnya adalah membuat daun kelor menjadi jelly, nuget kelor, sayur bening. Anak-anak ini jelas ingin variasi
Menteri Kesehatan Nila Moeloek dalam kunjungannya ke Posyandu Dusun Mandala Sari, Denpasar, Rabu, mengapresiasi kreativitas para ibu untuk mengatasi masalah gizi dengan membuat penganan bergizi tinggi yang disukai anak-anak.
"Kreativitas mereka mengangkat daun kelor. Bagaimana terobosan yang harus dilakukan di mana Indonesia kaya dengan tumbuh-tumbuhan. Di jalan ada pohon kelor, ternyata daun kelor itu bisa meningkatkan gizi anak kita," kata Nila.
Para kader posyandu tersebut memberikan pelatihan pada ibu-ibu di Dusun Mandala Sari untuk mengolah daun kelor yang tinggi gizi menjadi nugget, sup, agar-agar dengan tangkai es krim, juga puding.
Salah satu kader posyandu, Dewi, mengatakan anak-anak menyukai olahan pangan tersebut walaupun tidak suka memakan olahan daun kelor seperti yang biasa dimasak dengan sayur bersantan.
"Di posyandu itu para kaum ibu kreativitasnya adalah membuat daun kelor menjadi jelly, nuget kelor, sayur bening. Anak-anak ini jelas ingin variasi," kata Menkes.
Kader posyandu tersebut mengatakan masyarakat di Dusun Mandala Sari sudah teredukasi dengan pentingnya mengonsumsi sayuran melalui olahan daun kelor. Edukasi pentingnya mengonsumsi sayuran diberikan pada para kader posyandu dan guru PAUD di dusun tersebut kepada para orang tua.
Dewi menyebut masyarakat sekitar biasa menyantap daun kelor yang tinggi gizi karena pohonnya yang banyak tumbuh dengan mudah di pekarangan sekitar.
Baca juga: Daun kelor penangkal gizi buruk
Baca juga: Daun kelor alternatif pemenuhan gizi bagi balita
Baca juga: NTT targetkan ekspor 1.000 ton kelor per tahun
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019