• Beranda
  • Berita
  • BNI cetak laba bersih kuartal I-2019 Rp4,08 triliun

BNI cetak laba bersih kuartal I-2019 Rp4,08 triliun

24 April 2019 15:51 WIB
BNI cetak laba bersih kuartal I-2019 Rp4,08 triliun
Jajaran direksi BNI saat jumpa pers dengan wartawan terkait kinerja perseroan pada kuartal I-2019 di Jakarta, Rabu. (ANTARA/Citro Atmoko)

Dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih tersebut dan ditambah oleh peningkatan pendapatan non bunga, efisiensi biaya operasional, serta terjaganya kualitas aset, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih...

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencetak laba bersih pada kuartal I-2019 sebesar Rp4,08 triliun, tumbuh 11,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp3,66 triliun.

Direktur Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah mengatakan di Jakarta, Rabu, laba bersih BNI tersebut ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit perseroan.

Dengan meningkatnya penyaluran kredit, pendapatan bunga naik sebesar 12,1 persen (tahun ke tahun/yoy) sehingga pendapatan bunga bersih tumbuh dari Rp8,5 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp8,86 triliun pada Maret 2019 atau tumbuh 4,3 persen (yoy).

"Dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih tersebut dan ditambah oleh peningkatan pendapatan non bunga, efisiensi biaya operasional, serta terjaganya kualitas aset, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,5 persen dari Rp3,66 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp4,08 triliun pada akhir Maret 2019," ujar Endang saat jumpa pers. 

Kredit BNI pada kuartal pertama 2019 tumbuh sebesar 18,6 persen (yoy) yaitu dari Rp439,46 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp521,35 triliun pada akhir Maret 2019. Pertumbuhan kredit BNI didorong oleh penyaluran kredit korporasi swasta yang tumbuh 23,3 persen (yoy) dari Rp132,67 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp163,61 triliun pada Maret 2019.

Kredit yang disalurkan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga tumbuh 26,7 persen (yoy) dari Rp83,41 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp105,72 triliun pada Maret 2019.

"Kedua segmen ini berkontribusi sebesar 51,7 persen terhadap total kredit BNI, dengan pembiayaan pada sektor-sektor unggulan, terutama sektor manufaktur dan infrastruktur. Penyaluran kredit ke sektor manufaktur meningkat 17,5 persen dan infrastruktur tumbuh 10,3 persen," kata Endang.

Disamping pembiayaan kepada segmen korporasi, penyaluran kredit segmen medium tumbuh 8,4 persen (yoy) dari Rp67,08 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp72,72 triliun pada Maret 2019.

Demikian juga penyaluran kredit segmen kecil yang meningkat 18,5 persen (yoy) dari Rp57,73 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp68,42 triliun pada Maret 2019, terutama ditopang pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 30,2 persen dibandingkan Maret 2018.

"Sebagai salah satu strategi pertumbuhan pada kedua segmen ini, BNI fokus pada "supply chain financing" yaitu pemberian kredit kepada institusi-institusi yang memiliki hubungan bisnis dengan debitur segmen korporasi BNI," ujar Endang.

Selain ketiga segmen di atas, pertumbuhan kredit BNI juga ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit konsumer.

BNI Fleksi (Payroll Loan) masih menjadi kontributor utama pertumbuhan segmen konsumer, yaitu meningkat 25 persen (yoy) dari Rp19,07 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp23,85 triliun pada Maret 2019. Penyaluran kredit properti (BNI Griya) masih yang terbesar dari aspek komposisi yaitu 51,8 persen dari total kredit konsumer, dengan pertumbuhan sebesar 9,4 persen.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019