"Melalui MYD kita ingin mengajak muslim se-dunia memperbanyak amal saleh melalui program kemanusiaan di pelosok Indonesia hingga berbagai belahan dunia," ujar Kepala ACT Cabang Aceh, Husaini Ismail di acara "Coffee Morning & Launching MYD" di Banda Aceh, Rabu.
Ketujuh program MYD tersebut yakni Kapal Ramadhan, Tepian Negeri, Dapur Ramadhan, Berbagi Untuk Dunia Islam, Bantu Saudara Sebangsa, Qurban Lebih Awal, dan Kesempurnaan Wakaf.
Ia merinci, program Kapal Ramadhan ini disiapkan untuk berlayar membawa senyum bahagia bagi saudara yang membutuhkan di bulan suci Ramadhan dengan penyaluran bantuan pangan, dan sandang berbagai macam ragam ingga ke pulau yang berada di seluruh pelosok Indonesia.
Pihaknya menargetkan tidak kurang bantuan terkumpul 100.000 paket dari awal sampai akhir Ramadhan demi mewarnai bulan puasa tahun ini, dan menyalurkan bantuan bagi saudara muslim di negeri ini.
"Paket Ramadhan, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, biskuit, kain sarung, dan mukena, bakal kita bagikan ke pelosok negeri. Mentawai, Nias, Nusa Tenggara Timur, Maluku hingga Papua merupakan wilayah penyaluran program ini," katanya.
ACT Aceh melalui ketujuh program MYD mengajak para stakeholder atau pemangku kepentingan untuk menjadikan puasa Ramadhan tahun ini sebagai bulan akselerasi kedermawanan.
"Sebab, Ramadhan merupakan bulan terbaik dan termulia dari semua bulan yang senantiasa kita jadikan sebagai momentum pelipatgandaan ikhtiar, dan amalan terbaik umat muslim," ujar dia.
Ia menegaskan, selama bulan suci tersebut merupakan kesempatan bagi muslim sedunia untuk berkontribusi dalam percepatan pengentasan kemiskinan melalui kedermawanan, dan memuliakan sesama manusia.
"Pengentasan kemiskinan ini dapat dicapai juga dengan menaikkan gelombang investasi bertanggung jawab, dan memaksimalkan instrumen pendanaan dalam Islam, seperti zakat dan wakaf," tegas Husaini.
Humas ACT Aceh, Zulfurqan menambahkan, sekalipun Indonesia masih disibukkan tema politik menjelang bulan suci Ramadhan yang tidak sampai dua pekan lagi, tapi hal itu merupakan momen menyatukan berbagai perbedaan.
"Di bulan yang suci ini, semuanya harus selalu ingat bahwa ekonomi sejumlah negara yang berpenduduk mayoritas muslim masih mengkhawatirkan, khususnya akibat konflik yang berkepanjangan baik internal maupun eksternal," jelas dia.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019