• Beranda
  • Berita
  • Menyingkap perkembangan terbaru dunia perpustakaan

Menyingkap perkembangan terbaru dunia perpustakaan

24 April 2019 17:07 WIB
Menyingkap perkembangan terbaru dunia perpustakaan
Rektor Universitas Surabaya/Ubaya, Joniarto Parung, (kedua dari kiri) membuka Konferensi Nasional Kepustakawanan Indonesia 2019, di Kampus 2 Ubaya Surabaya, Rabu (24/4/2019). Rektor Joniarto Parung bersama narasumber acara tersebut menerima cinderamata buku "80" dari Perum LKBN ANTARA. (ANTARA/Danies W Rahmanto)
Paling tidak ada tiga tema besar perkembangan terbaru dunia perpustakaan, yakni kendali informasi atas kelimpahan data digital, implementasi Internet of Thing (IoT) melalui big data, dan kualitas pengetahuan masyarakat seiring keterbukaan informasi publik.

Ketiga isu utama tersebut diharapkan dapat digali lebih dalam dan disingkap dalam Konferensi Nasional Kepustakawanan Indonesia pada 24 - 26 April 2019 di Universitas Surabaya, JawaTimur.

Konferensi itu diselenggarakan oleh Perpustakaan Universitas Surabaya (Ubaya) yang bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII), Forum Perpustakaan Khusus Indonesia (FPKI) dan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Provinsi Jawa Timur.

Pembicara pertama pada konferensi itu adalah M. Syarif Bando, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang diwakili oleh Teguh Purwanto, Kepala Pusat Jasa dan Layanan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Makalah yang dibawakan berjudul “Keterlibatan Perpustakaan dalam Penerapan Satu Data: Perspektif Undang-Undang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam”

Kebijakan satu data terkait dengan aksesibilitas data. Satu data adalah sebuah inisiatif pemerintah Indonesia untuk mendorong pengambilan kebijakan berdasarkan data. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan pemenuhan atas data pemerintah yang akurat, terbuka, dan memiliki interoperabilitas.

Satu data memiliki tiga prinsip utama, yaitu satu standar data, satu metadata baku, dan satu portal data. Dengan demikian, pemanfaatan data pemerintah tidak hanya terbatas pada penggunaan secara internal antarinstansi, tetapi juga sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan data publik bagi masyarakat.

Pembicara kedua dalam konferensi perpustakaan tersebut adalah Yanuar Nugroho, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Sosial, Ekologi dan Budaya Strategis.

Yanuar Nugroho membawakan makalah dengan judul “Big Data: Kolaborasi dan Praktik Kebijakan Institusi dalam Meningkatkan Kualitas Kebijakan dan Riset”

Menurut Yanuar, pengelolaan implementasi Internet of Thing (IoT) melalui big data telah manjadi kebutuhan setiap organisasi.

Sumber utama dari big data adalah dari situs web, selain itu juga dari aplikasi dan ledakan informasi media sosial dengan beragam format yang meliputi video, teks, infografis, videografis, dan audio.

Big data mempunyai tantangan utama dalam menganalisis, menyimpan dan memvisualkan setiap proses. Perlu dilakukan pembahasan khusus untuk mengelola big data melalui penggunaan berbagai tools.

Tidak dapat dihindari bahwa dampak dari kemampuan akses dan big data mempengaruhi interaksi antara individu dan organisasi sehingga peluang inovasi makin terbuka (open innovation).

Inovasi yang terbuka adalah konsep yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan harus menggunakan ide-ide yang bukan lagi hanya dari internal namun juga ide dari hasil pemikiran orang-orang di luar sana dengan cara yang bervariasi.

Konferensi Nasional Kepustakawanan Indonesia 2019 dihadiri lebih 130 peserta dari berbagai unsur pimpinan perpustakaan Perguruan Tinggi, record specialist, pustakawan, ahli di bidang teknologi informasi, arsiparis, mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi, peneliti, dosen, serta pengelola lembaga informasi dan dokumen.

Tema yang diangkat adalah "Big Data: Kolaborasi dan Praktik Kebijakan Institusi dalam Meningkatkan Kualitas Kebijakan dan Riset"

Konferensi yang diadakan dalam rangka Dies Natalis Universitas Surabaya ke-51 itu berlangsung pada tanggal 24-26 April 2019 bertempat di Universitas Surabaya dan Ubaya Training Center, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.

Konferensi tersebut diiringi dengan workshop yang mengusung empat tema. Tema pertama berjudul Soft Skill Training For Information Professionals dengan fasilitator Ariyo Faridh dan Amalia Marihesya.

Tema kedua workshop adalah Marketing For Libraries: Meningkatkan Nilai Jual Perpustakaan dengan fasilitator Elly Julia Basri, Utami Budi Rahayu, Agus Rusmana, Harkrisyati Kamil serta Ade Farida.

Sedangkan workshop ketiga berjudul Librarian’s Ikigai dengan fasilitator Bonnie Soeherman dan tim dari Universitas Surabaya. Ikigai adalah sebuah konsep hidup bahagia milik masyarakat Jepang.

Workshop keempat dengan materi Menyapa Revolusi Industry 4.0 Dengan Inovasi Tepat Guna yang difasilitasi oleh Bonnie Soeherman dan tim dari Universitas Surabaya.

Secara berkesinambungan acara tersebut juga melibatkan peserta untuk mengirimkan "call for papers" dengan beragam tema.

Perpustakaan ANTARA telah lolos seleksi "call for papers" dan naskahnya telah diterima oleh redaksi "Journal of Documentation and Information Science" (JoDIS). Naskah tersebut berjudul Inovasi dan Praktik Terbaik Perpustakaan Perum LKBN ANTARA: Mendukung Tujuan Strategis Perusahaan.

Penelitian tersebut menyebutkan bahwa Perpustakaan ANTARA memiliki kesanggupan untuk mendorong kaidah empat dimensi penciptaan pengetahuan, yakni socialization, externalization, combination, and internalization (SECI). Program kerja perpustakaan ANTARA harus mendukung tujuan organisasi untuk menciptakan produk/jasa berbasis pengetahuan.

Tema yang tercantum dalam daftar call for papers meliputi transformasi perpustakaan, membangun manajemen data riset, marketing for libraries: personal and institutional branding. Selain itu juga tema tentang kurasi digital, peran teknologi informasi, perpustakaan digital dan repositori institusi serta beberapa tema lain yang relevan.

Konferensi Nasional Kepustakawanan yang diiringi dengan workshop dan call for papers semacam ini menjadi ajang silaturahmi untuk mengembangkan perpustakaan dan profesi kepustakawanan.

Tiga isu besar perkembangan perpustakaan yang disingkap adalah kendali informasi atas kelimpahan data digital, peluang inovasi yang makin terbuka serta kualitas pengetahuan masyarakat seiring terbukanya akses informasi publik.

Para peserta bertambah wawasan dan pengetahuannya berkat pertukaran pengalaman, paling tidak semuanya telah mendapatkan gambaran utuh perkembangan terkini dunia perpustakaan. (*)

*) Dyah Sulistyorini adalah Magister Ilmu Komunikasi dari Paramadina Graduate School of Communication (PGSC) Jakarta

Pewarta: Dyah Sulistyorini *)
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019