"Melibatkan anak muda untuk menjaga generasi muda dari paham radikal dan terorisme merupakan langkah yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya orang tua untuk menyadarkan anak muda," ujar Suhardi Alius dalam Lokakarya Duta Damai Dunia Maya Asia Tenggara, di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan kejahatan terorisme merupakan fenomena kompleks yang tidak akan efektif ditanggulangi apabila hanya mengandalkan satu cara.
Terorisme pun perlu dipahami bukan hanya aksi teror, melainkan lebih luas, yakni penyebaran narasi dan ideologi kekerasan yang dapat mempengaruhi siapa pun, termasuk generasi muda.
Dalam membangun daya tangkal masyarakat dari pengaruh penyebarluasan paham radikalisme, BNPT menggalakkan program kontra radikalisasi melalui kontra narasi serta kontra ideologi.
"Selanjutnya kami memandang penting untuk merangkul generasi muda dalam upaya penyebaran konten perdamaian dalam melawan narasi kekerasan, ekstrimisme dan radikal terorisme di dunia maya," ujar Suhardi Alius.
Duta Damai Dunia Maya Asia Tenggara merupakan kumpulan anak muda pengguna dunia maya yang memiliki visi sama, yakni menangkal generasi sebayanya dari pengaruh radikalisme dengan konten kreatif dan inovatif.
Duta tersebut sebanyak 50 orang yang berasal dari Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos serta 60 pemuda Indonesia.
Di Indonesia, duta damai dunia maya dibentuk sejak 2016, dan saat ini memiliki 780 anggota dari 13 provinsi. Mereka aktif mengisi dunia maya dengan konten positif.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019