• Beranda
  • Berita
  • Menperin targetkan konsumsi alat farmasi dan kesehatan tumbuh 5 persen

Menperin targetkan konsumsi alat farmasi dan kesehatan tumbuh 5 persen

24 April 2019 22:16 WIB
Menperin targetkan konsumsi alat farmasi dan kesehatan tumbuh 5 persen
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peresmian Pengoperasian Mesin PT Schott Igar Glass di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (24/4/2019). (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan pertumbuhan konsumsi alat-alat farmasi dan kesehatan, seperti produk ampul dan vial, bisa mencapai 5 persen per tahun.

Menteri Airlangga menuturkan bahwa saat ini kebutuhan ampul dan vial tumbuh sebesar 3 persen. Ia optimistis bahwa target tersebut dapat dicapai seiring bertambahnya pengguna jaminan kesehatan.

"Kita lihat pertumbuhan pengguna universal 'healthcare' sudah tinggi. Penggunanya naik, obatnya juga naik, kebutuhan produk ampulnya juga bertambah," kata Menteri Airlangga pada peresmian pengoperasian mesin PT Schott Igar Glass di Cikarang, Jawa Barat, Rabu.

Konsumsi produk ampul di dalam negeri saat ini tercatat sebanyak 700 juta pcs per tahun dan produk vial sebesar 500 juta pcs per tahun dengan pertumbuhan per tahun sebesar 3 persen.

Menurut dia, peluang pengembangan industri kaca alat-alat farmasi dan kesehatan masih sangat terbuka, termasuk untuk memperbesar pasar dalam negeri. Hal ini ditopang dengan tumbuhnya industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional sebesar 4,46 persen pada tahun 2018.
Contoh produk ampul yang diproduksi PT Schott Igar Glass di Cikarang, Jawa Barat. (ANTARA/Mentari Dwi Gayati)


Menperin menyampaikan industri kaca merupakan sektor padat modal yang membutuhkan biaya investasi besar. Untuk itu, kebijakan pengembangan sektor industri pengolahan difokuskan pada penguatan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan energi yang berkesinambungan dan terjangkau.

Lebih lanjut, guna melindungi industri kaca farmasi di dalam negeri, Kemenperin berinisiasi untuk melakukan penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) produk ampul dan merevisi SNI produk vial, yang selanjutnya akan diwajibkan.

"Dengan diproduksinya ampul dan vial di dalam negeri, kita harapkan pula dapat mengoptimalkan nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) produk farmasi melalui komponen kemasan dalam proyek pengadaan jaminan kesehatan pemerintah," katanya.

Ada pun saat ini, kebutuhan domestik untuk produk ampul dan vial dipasok oleh PT Schott Igar Glass sebagai produsen utama dengan pangsa pasar mencapai 70 persen.

Schott juga telah menambah kapasitas terpasang produk vial dari 540 juta pcs per tahun menjadi 576 juta pcs per tahun atau sebesar 36 juta pcs per tahun. Sedangkan, kapasitas produksi terpasang untuk ampul sebesar 775 juta pcs per tahun.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019