Lebanon takkan serahkan sejengkal pun tanahnya

24 April 2019 22:24 WIB
Lebanon takkan serahkan sejengkal pun tanahnya
Prajurit TNI yang tergabung dalam satuan tugas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL, (Indobatt) melaksanakan Patroli Gabungan Bersama dengan Tentara Lebanon LAF (Lebanese Armed Force) dan Tentara FCR (Force Commander Reserve) Perancis, di area operasi Indobatt sekitar perbatasan (blue line) antara Lebanon dengan Israel, Minggu (29/7). Patroli dilaksanakan dalam rangka menjaga dan memonitor situasi dan kondisi perdamaian yang sudah tercipta di Lebanon. (FOTO ANTARA/Penerangan Satgas Konga XXIII-F/UNIFIL-Lettu Inf Suwandi/HO/Koz/Spt/12)
Menteri Pertahanan Lebanon Elias Bou Saab pada Rabu memeriksa daerah di Lebanon Selatan di dekat wilayah yang diduduki Israel, dan setelah itu ia mengumumkan negaranya "takkan pernah menyerahkan satu jengkal pun tanahnya".

Dalam satu taklimat tak lama setelah kunjungannya, Bou Saab menyatakan Lebanon akan memburu hak wilayahnya "melalui koordinasi dengan UNIFIL (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) dan masyarakat internasional".

Operasi di wilayah ini dilaksanakan dengan koordinasi sangat erat antara militer kami dan UNIFIL," kata Menteri Pertahanan Lebanon tersebut, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

"Tidak mudah buat Lebanon untuk menyaksikan tentara memasuki desa ( di wilayah ini)," ia menambahkan.

Bou Saab juga menyatakan tentara Lebanon telah mengerahkan sebanyak 5.000 prajurit di daerah itu. "Tapi hampir 10.000 personel diperlukan," ia menambahkan.

"Saya mulanya ingin mengunjungi Point B1, tapi tak bisa melakukannya sebab tentara Israel telah memasang kawat berduri di dalam wilayah Lebanon, dalam pelanggaran terhadap Garis Biru," kata Menteri Pertahanan tersebut.

Pont B1 berada di dalam wilayah pantai Ras An-Naqoura, tempat UNIFIL bermarkas.

Garis Biru, sepanjang 120 kilometer, adalah demarkasi perbatasan yang ditaja PBB, dan didirikan pada 2000 antara Israel dan Lebanon.

Pada Selasa (23/4), Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri menekankan kesiapan Beirut bagi demarkasi perbatasan lautnya dengan Israel di bawah pengawasan PBB.

UNIFIL adalah pasukan pemelihara perdamaian multinasional yang telah ditempatkan di Lebanon Selatan sejak 1978. Sasaran utamanya ialah memelihara perdamaian di wilayah itu dan memantau pelaksanaan kesepakatan dihentikannya permusuhan.

Setelah konflik 2006 antara Israel dan Hizbullah Lebanon, UNIFIL bertugas menjamin pelaksanaan Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan gencatan senjata antara pihak yang berperang dari penarikan Israel dari Lebanon Selatan.

Sumber: Anadolu Agency
Baca juga: Lebanon tolak usul AS mengenai perbatasan maritim dengan Israel
Baca juga: Lebanon akan bangun pelabuhan internasional di perbatasan Israel
Baca juga: Tentara Lebanon Mulai Berani Duduki Garis Biru

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019