"Virus campak akan selalu menemukan anak yang tidak diberi vaksin," kata Henrietta Fore, Direktur Pelaksana Dana Anak PBB, UNICEF, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. Ia menambahkan, "Ladang bagi wabah campak di seluruh dunia yang kita saksikan hari ini tersedia bertahun-tahun lalu."
Laporan UNICEF tersebut mengatakan sebanyak 169 juta anak tak mendapat vaksin pertama campak antara 2010 dan 2017 --yang rata-rata berarti sama dengan 21,1 juta anak per tahun.
Akibat dari kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit itu, penularan campak di seluruh dunia hampir empat-kali lipat dalam kuartal pertama 2019 dibandingkan dengan priode yang sama 2018 jadi 112.163 kasus, demikian data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada 2017, sebanyak 110.000 orang, kebanyakan anak kecil, meninggal akibat campak --naik 22 persen dari setahun sebelumnya, kata UNICEF.
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat membunuh dan dapat mengakibatkan penderitanya jadi buta, tuli atau kerusakan otak. Saat ini, penyakit tersebut menjadi wabah di banyak belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat, Eropa, Filipina, Tunisia dan Thailand.
Sumber: Reuters
Baca juga: AS catat 71 kasus campak dalam satu pekan saat wabah itu menyebar
Baca juga: 87,33 persen, rata-rata cakupan imunisasi campak-rubella Indonesia
Baca juga: Google dan Facebook dikritik karena wabah campak di AS
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019