"Pengembangan kelor ini program yang sangat baik karena nilai gizi yang begitu tinggi untuk menangani gizi buruk," katanya saat memberikan arahan dalam kegiatan rapat kerja kesehatan daerah (Rakerkesda) Provinsi NTT tahun 2019 di Kupang, Kamis (25/4).
Ia meminta pemerintah daerah setempat agar kelor yang dikembangkan tidak diprioritaskan untuk tujuan ekspor namun untuk meningkatkan asupan gizi bagi anak-anak di daerah itu.
"Sebenarnya saya sedih kalau mendengar NTT ekspor kelor ke Australia, loh kenapa tidak untuk masyarakatnya sendiri," katanya.
Menurut dia, ada banyak manfaat yang bisa diperoleh ketika mengonsumsi tanaman kelor terutama untuk perbaikan sumber daya manusia.
"Untuk itu saya betul-betul meminta agar kaum perempuan agar memperhatikan hal ini terutama pola asuh anak dan penyiapan gizi yang memadai dalam keluarga," katanya.
Kegiatan Rakerkesda yang dipusatkan di Hotel Aston Kupang itu dihadiri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat beserta unsur pimpinan daerah dari 22 kabupaten/kota se-NTT.
Selain itu, lebih dari 500 peserta dari kalangan tenaga kesehatan di antaranya para kepala dinas kesehatan dari kabupaten/kota, para pimpinan rumah sakit dan puskesmas, dokter, perawat, serta bidan dari daerah-daerah di provinsi berbasiskan kepulauan itu.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019