ketika memberikan materi Pembekalan Terintegrasi Petugas Haji Arab Saudi Tahun 1440 H / 2019 M di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis, mengatakan ada setidaknya enam hal yang menjadi penyebab sakitnya jamaah haji di Arab Saudi yaitu saking banyaknya orang, berkumpulnya massa dalam jumlah besar menyebabkan jamaah haji rentan terkena sakit.
Penyebab kedua yakni perjalanan yang panjang yang harus ditempuh oleh jemaah haji. Kemudian penyebab ketiga yakni aktivitas fisik yang berat.
Selanjutnya keempat yakni fasilitas perjalanan yang kadang minim dan kurang memadai yang juga berpengaruh pada tingkat kemampuan atau istitha’ah jamaah haji.
Kemudian lingkungan fisik dan sosial juga menjadi pengaruh kelima yang menyebabkan jamaah kelelahan fisik hingga jatuh sakit.
“Orang naik haji di Indonesia itu dilepasnya sejak di RT, kemudian RW, kelurahan, di asrama, jadi wajar kalau mereka kelelahan fisik hingga rentan sakit,” katanya.
Selanjutnya penyebab terakhir yakni adanya penyakit baru yang menyerang dan eksaserbasi yang semakin berat.
Oleh karena itu pihaknya menyimbau calon jemaah haji Indonesia untuk mempersiapkan diri dengan matang dalam dua bulan ke depan menjelang keberangkatan.
“Olahraga rutin, makan makanan bergizi, dan jaga agar tubuh tidak dehidrasi. Di Tanah Suci akan panas seperti tahun lalu tapi bisa diantisipasi dengan menggunakan payung dan gunakan semprotan air,” katanya.
Ia menambahkan dalam beberapa waktu terakhir beberapa penyakit yang mengancam jiwa selama haji di antaranya cuci darah, retardasi mental berat (gangguan jiwa berat contoh schizophrenia, demensia), dan beberapa penyakit berat seperti kanker stadium 4.
“Namun semua sudah diantisipasi dengan baik jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tim kesehatan haji Indonesia didukung petugas haji yang lain sudah diberikan bekal yang cukup untuk mengantisipasi keadaan,” katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019