• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah punya program pengembangan kendaraan emisi karbon rendah

Pemerintah punya program pengembangan kendaraan emisi karbon rendah

25 April 2019 17:59 WIB
Pemerintah punya program pengembangan kendaraan emisi karbon rendah
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menijau salah satu peserta Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis (25/4/2019). ANTARA/Humas Kemenperin/aa

Program yang akan dijalankan, antara lain untuk memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan, kemudian terkait penerimaan masyarakat terhadap kendaraan electrified vehicle, kenyamanan berkendara, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dala

Pemerintah telah menyiapkan program strategis dalam rangka mengembangkan kendaraan emisi karbon rendah (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV), kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

"Program yang akan dijalankan, antara lain untuk memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan, kemudian terkait penerimaan masyarakat terhadap kendaraan electrified vehicle, kenyamanan berkendara, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, adopsi teknologi dan regulasi, serta dukungan kebijakan baik fiskal maupun nonfiskal," sebut Airlangga dalam pembukaan Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 di Jakarta, Kamis.

Untuk itu, ujar dia, strategi dalam mendukung pengembangan LCEV, di antaranya insentif fiskal berupa tax holiday atau mini tax holiday untuk industri komponen utama, seperti industri baterai dan industri motor listrik (magnet dan kumparan motor).

Insentif tersebut, lanjutnya, diyakini dapat meningkatkan investasi masuk ke Indonesia.

"Kemudian, kami juga telah mengusulkan insentif super deductible tax sampai dengan 300 persen untuk industri yang melakukan aktivitas litbang dan desain, serta 200 persen untuk industri yang terlibat dalam kegiatan vokasi," tutur Airlangga.

Ia mengemukakan bahwa kebijakan ini terus didorong oleh Kemenperin, karena untuk memacu industri dapat lebih berdaya saing dan menguasai pasar global ke depannya.

Kemenperin juga telah mengusulkan pengaturan khusus terkait Bea Masuk dan perpajakan lainnya termasuk Pajak Daerah untuk mempercepat pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Langkah strategis lainnya, melakukan ekstensifikasi pasar ekspor baru melalui negosiasi kerja sama perjanjian tarif preferensial (PTA) dan kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan negara yang memiliki permintaan tinggi untuk kendaraan.

"Pemerintah sudah melakukan negosiasi melalui PTA atau CEPA untuk membuka pasar ekspor baru bagi otomotif Indonesia. Yang paling memungkinkan saat ini seperti pasar Australia," ungkapnya.

Selain itu, ujar dia, kebijakan pengembangan LCEV juga didukung oleh pihak perbankan nasional, seperti BRI yang menjadi bank nasional pertama yang meluncurkan program Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) untuk pembiayaaan kendaraan listrik pada tanggal 15 April 2019 di Jakarta.

Dengan tingkat suku bunga sebesar 3,8 persen per tahun dengan tenor sampai enam tahun, diharapkan masyarakat dapat mulai beralih menggunakan kendaraan rendah emisi sekaligus mendukung terciptanya ketahanan energi nasional.

Pada kesempatan ini, Menperin mewakili pemerintah memberikan apresiasi kepada PT. Dyandra Promosindo atas penyelenggaraan Telkomsel Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019.

"Ajang ini tidak hanya sekadar pameran otomotif berskala internasional, melainkan medium yang tepat bagi ekosistem industri otomotif di Indonesia untuk mengedukasi pengunjung, memacu kegiatan bisnis bersama para stakeholder, serta menjadi sarana rekreasi bagi keluarga," ujar Menperin.

Telkomsel IIMS 2019 digelar mulai tanggal 25 April hingga 5 Mei 2019, dengan diikuti sebanyak 36 merek otomotif roda empat dan dua. Kali ini, pemeran mengedepankan teknologi digital dan kolaborasi dengan berbagai industri.

Melalui konsep tersebut, penyelenggara IIMS 2019 optimistis bisa mendatangkan lebih dari 500.000 pengunjung dengan nilai transaksi di atas Rp4 triliun.

Baca juga: Menperin harapkan mesin mobil murah lebih rendah emisi

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019