Tampilan depan aplikasi ini terdiri dari beberapa fitur di antaranya petunjuk lokasi dan petunjuk arah kiblat. Kemudian menu explore, video, tanya jawab dan artikel.
Bagian bawah dari tampilan terdapat menu home, petunjuk waktu salat, Alquran dan terjemahannya, laman diskusi dan kolom profil pengguna.
“Pembagian konten juga berdasarkan topik,” kata Indra Wiralaksmana CEO dan co-founder Umma saat peluncuran aplikasi di Rumah Maroko, Jakarta, Kamis.
Indra menegaskan aplikasi ini disebut berbeda dari aplikasi serupa karena fitur Alquran dan terjemahan Umma memiliki kelebihan dengan menawarkan kumpulan rekomendasi ayat-ayat Alquran dengan berbagai tema kehidupan.
Sementara fitur kontennya terdiri dari beragam artikel serta berbagai video kajian dan ceramah ustadz yang telah diverifikasi dan dimoderasi.
Konten Umma bisa dipersonalisasi sesuai ketertarikan pengguna dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Fitur Komunitas berisi grup percakapan yang dimoderasi, untuk memfasilitasi pengguna Umma yang berasal dari beragam latar belakang untuk berdiskusi maupun melakukan tanya jawab dengan ustadz pembina grup tersebut.
Apliaksi Umma diluncurkan pertama kali pada akhir tahun 2017 dengan nama "Muslim Ummah".
Sejak itu aplikasi terus dikembangkan hingga saat ini berganti nama menjadi "Umma".
Indra menyatakan per April 2019, aplikasi Umma telah diunduh lebih dari 2,5 juta pengguna di Indonesia, baik melalui Play Store maupun App Store.
Sementara itu Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan kompetisi digital saat ini cukup luar biasa.
Triawan berharap aplikasi itu tidak hanya untuk umat Islam saja, tetapi untuk non-muslim juga.
Dia berharap aplikasi itu dapat dikembangkan dengan menyediakan fitur seperti makanan halal dan perbankan syariah.
Baca juga: Advan tambah fitur aplikasi Panduan Muslim
Pewarta: Peserta Susdape XIX/Fauzi Lamboka
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019