"Bukan hanya wacana atau rapat pertemuan kerja sama saja, sementara implementasi dan implikasi pada perekonomian kita tidak terasa sama sekali,” ujar Arif ketika membuka Rapat koordinasi Penyusunan/Perumusan Bahan Materi Untuk Persidangan tingkat Provinsi Kepri Tahun 2019 di Tanjungpinang, Kamis.
Arif menyatakan, pada masa yang lalu, masyarakat Kepri yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga bisa dengan leluasa bertransaksi dagang dengan Negara seperti Singapura dan Malaysia. Sekarang hal ini dibatasi, sehingga menimbulkan salah satunya ekonomi biaya tinggi.
Arif mencontohkan, beras yang menjadi kebutuhan pokok saat ini diimpor dari Thailand. Beras tersebut bukan langsung ke Kepri namun harus ke Jawa dulu, kemudian baru didistribusikan ke wilayah Kepri.
Kata dia, panjangnya jalur distribusi ini tentunya menyebabkan kenaikan harga bahan pokok tersebut.
"Dengan adanya kerjasama ini, harusnya kita bisa mencari formulasi yang tepat untuk memperpendek jalur distribusi supaya lebih mudah dan murah sampai ke masyarakat," ungkapnya.
Lanjut Arif, usulan-usulan itu sudah diajukan dalam berbagai pertemuan, tapi sampai sekarang belum dirasakan berpengaruh siginifikan terhadap peningkatan perekonomian di kawasan perbatasan.
Dia mengharapkan, ke depannya rapat seperti ini turut melibatkan para pimpinan tertinggi baik dari Gubernur Kepri dan pejabat yang ada di Johor dan Melaka.
"Kalau pimpinan yang hadir maka keputusan yang diambil akan lebih punya kekuatan yang mengikat dan dapat segera diimplementasikan keputusan tersebut,” tutur Arif.
Pewarta: Ogen
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019