"Hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, bukan akibat kemarau basah. Tapi fenomena Eddy," jelas Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Blang Bintang Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Kamis.
Ia memprakirakan, fenomena cuaca berupa pusaran angin tertutup ini terjadi meliputi wilayah barat dan selatan, hingga Aceh Besar dan Banda Aceh yang berpotensi hingga tiga hari ke depan di pekan ini.
Analisa pihaknya menyebut, pusaran Eddy ini terpusat di Samudera Hindia. Lebih tepatnya sebelah tenggara Aceh, sehingga membentuk konvergen dengan gerakan angin ke provinsi paling barat Indonesia ini terkumpul massa udara menjadi awan tebal yang kemudian terjadi hujan.
Sejumlah wilayah di Aceh berpotensi dilanda hujan akibat pusaran Eddy meliputi, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Simeulue, Aceh Singkil, dan Subulussalam.
"Kalau wilayah perairan Aceh diperkirakan akan terjadi gelombang tinggi mencapai tiga meter lebih, seperti Samudera Hindia barat dan barat-selatan Aceh," terangnya.
"Untuk itu, kapal penyeberangan dan nelayan yang melaut di kedua wilayah perairan agar mewaspadai tinggi gelombang ini. Bila perlu jangan dulu berlayar demi menghindari kemungkinan terburuk," kata Zakaria.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek mengaku, telah terjadi tanah longsor akibat tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Aceh Barat.
"Terjadi tanah longsor hari ini sekitar pukul 03.12 WIB, dan menutupi Jalan Meulaboh-Gempang di Gampong (desa) Tungkop, Kecamatan Sungaimas, Aceh Barat," ujarnya.
Ia mengatakan, kondisi itu mengakibatkan akses jalan belum bisa dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019