Kota Magelang, Jawa Tengah (Jateng) meraih Indonesia Innovation Award (IIA) 2019 karena dukungan masyarakat inovator setempat bagi kemajuan daerah, terutama dalam menghadapi perkembangan pasar global, kata Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito.Kota Magelang sangat minim sumber daya alamnya, maka perlu inovasi masyarakat untuk mengangkat kota ini sehingga punya daya saing yang tinggi,
Penghargaan ini tentu untuk masyarakat yang telah menyumbangan ide dan pemikiran untuk kemajuan Kota Magelang, utamanya dalam menghadapi pasar global, juga dengan adanya pendampingan dan motivasi dari pemkot untuk menumbuhkan inovasi-inovasi baru masyarakat, kata dia dalam keterangan tertulis di Magelang, Jumat pagi.
Penghargaan kepada Kota Magelang untuk kategori khusus inovasi pemerintah daerah itu diberikan Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) di Jakarta, Kamis (25/4) malam, karena inovasi pemkot setempat dalam mencari solusi atas tantangan dan persaingan pasar global.
Ia menyatakan bahwa kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu, bangga atas penghargaan tersebut.
Prestasi itu, ujar dia tidak lepas dari peran aktif masyarakat (inovator) serta Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Magelang dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat melalui ajang kompetisi Kreativitas dan Inovasi (Krenova) selama ini.
Ia menjelaskan untuk mendapatkan penghargaan itu, Kota Magelang harus melewati seleksi oleh tim penilai yang melibatkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), dan Majalah Biskom.
Sigit mengharapkan kreativitas dan inovasi masyarakat di daerah dengan sebutan "Kota Sejuta Bunga" itu, bisa tumbuh subur untuk mendukung berbagai program pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat.
Apalagi, kata dia dengan kondisi Kota Magelang yang minim sumber daya alam (SDA) maka perlu banyak inovasi dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) agar berkompeten dan berdaya guna.
Kota Magelang sangat minim sumber daya alamnya, maka perlu inovasi masyarakat untuk mengangkat kota ini sehingga punya daya saing yang tinggi, ujar dia.
Kepala Balitbang Kota Magelang Arif Barata Sakti mengatakan penghargaan yang diterima kota itu berkat inovasi Magic Grill (alat pemanggang otomatis), karya warga setempat, Bagiyanto.
Sebelumnya, karya itu menang dalam ajang Krenova 2018. Pada 2019, karya tersebut lolos penilaian sebagai salah satu karya yang difasilitasi Kemenristek Dikti melalui skema Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).
Pemkot Magelang sedang mengupayakan agar karya itu menjadi usaha inovatif yang berkembang pada masa yang akan datang. Penguatan atas karya itu dilakukan dengan mendirikan perusahaan dengan label, "Utama Karya Mandiri".
Menristek Dikti Mohamad Nasir dalam sambutan tertulis acara itu yang dibacakan Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti Jumain Appe menyebutkan bahwa pemberian penghargaan itu sebagai upaya menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi, guna meningkatkan kesiapan menghadapi berbagai tantangan global saat ini dan masa yang akan datang.
Perkembangan global memberikan peluang para pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya dan konsumen menentukan pilihannya, ucapnya.
Tantangan terbesar Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah kesenjangan digital yang masih tinggi akibat minimnya pengetahuan SDM dalam mengoptimalkan teknologi dan infrastruktur. Kesenjangan itu juga berdampak pada kesenjangan sosial dan ekonomi yang semakin besar.
Beberapa aspek yang dinilai terkait dengan penghargaan itu, di antaranya profil pemda, aspek teknologi, pasar, organisasi, manufaktur, investasi, kemitraan, dan risiko.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019