"Saya setelah dilaporkan Bawaslu SBT, maka menindaklanjutinya ke Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Maluku, Komisaris Besar Polisi Antonius Wantri Yulianto, Kamis malam (25/4)," kata Ketua Bawaslu Maluku, Abdullah Elly, dikonfirmasi, Jumat.
Dirreskrimum Polda Maluku juga bagian dari Sentra Penegakan Hukum Terpadu sehingga diminta untuk mengungkap kematian pengawas TPS di SBT yang terkesan masih misterius.
"Kami mengharapkan polisi bisa mengungkapkan penyebab kematian tim pengawas TPS itu karena sampai saat ini belum diketahui alasan sehingga Khairuddin meninggal dunia," ujarnya.
Elly menyatakan keprihatinannya atas kematian pengawas TPS di SBT yang tercatat baru satu yang meninggal di Maluku.
"Kami menginginkan kematian pengawas TPS itu diungkapan polisi sehingga tidak terjadi kesimpangsiurannya penyebab meninggal Khairuddin agar kelaurga korban juga bisa menerimanya secara baik," katanya.
Ia juga prihatin atas meninggalnya Ketua KPPS TPS 1 Desa Adodo Molu, Kecamatan Molu Maru, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Selvianus Itranbey, saat mengikuti rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) setempat pada 22 April 2019.
"Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, kekuatan dan kesehatan," ujar Abdullah.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Polres SBT, Inspektur Satu Polisi La Beli, membenarkan korban ditemukan tewas.
Menurut dia, informasi yang diperoleh dari Polsek Bula, korban ditemukan tidak bernyawa dengan luka di bagian wajahnya.
"Kasus ini ditangani Polsek Bula dengan informasi yang diterima dari Kapolsek setempat bahwa korban ditemukan karena terjatuh dengan luka di bagian wajahnya. Jenazah sudah dikebumikan,dan keluarga korban menandatangani pernyataan menolak visum dan otopsi, karena mengaku ini musibah," kata Elly.
Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019