PT PLN (Persero) menargetkan rasio elektrifikasi di Sumatera Barat mencapai 98 persen pada akhir 2019 atau meningkat dibandingkan posisi Maret 2019 yang sebesar 92,8 persen."Tantangan di wilayah ini adalah kondisi geografis yang menantang. Banyak wilayahnya cukup jauh terpencil, remote area, yang berada di balik gunung, sehingga minim infrastruktur terutama jalan," katanya.
General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Sumatera Barat Bambang Dwiyanto saat meninjau program penyambungan listrik desa di Padang, Sumatera Barat, Jumat, mengatakan bahwa pihaknya optimistis mencapai target elektrifikasi tersebut meski dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah.
"Tantangan di wilayah ini adalah kondisi geografis yang menantang. Banyak wilayahnya cukup jauh terpencil, remote area, yang berada di balik gunung, sehingga minim infrastruktur terutama jalan," katanya.
Namun, PLN dengan berbagai upaya tetap akan melistriki daerah-daerah pelosok tersebut. "Di antaranya, kami akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi tantangan ketersediaan infrastruktur jalan," ujarnya.
Menurut dia, wilayah-wilayah terpencil tersebut antara lain berada di Kepulauan Mentawai, Solok Selatan, dan Pasaman Barat.
Bambang juga menambahkan bahwa saat ini seluruh desa di Sumbar yang berjumlah 1.158 sudah berlistrik. Dari jumlah itu, sebanyak 16 desa di antaranya berlistrik melalui program pembagian lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) Kementerian ESDM.
"Kami menargetkan secara bertahap ke-16 desa sudah mendapat listrik dari jaringan PLN pada akhir tahun ini," katanya.
Salah satu warga yang mendapatkan program listrik desa PLN, Armis (54), mengatakan sejak seminggu lalu, rumahnya sudah mendapat listrik berdaya 900 VA. Biaya penyambungan listriknya dibayar secara mencicil.
"Sebelum ada listrik PLN, kami memakai lampu dinding dengan bahan bakar minyak tanah. Selain mahal, pakai minyak tanah ini, merepotkan dan membelinya sekarang cukup sulit. Kalau dengan listrik PLN, saya tinggal pencet langsung menyala," katanya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019