"Mesin itu memang dipaksakan warga untuk menyedot air seharian, sehingga mesin rusak," kata ujar salah satu warga setempat, Franky (55) di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan penggantian pompa penyedot air baru cukup mendesak guna mengantisipasi banjir jika kembali terjadi.
Franky menambahkan pompa air itu untuk menyedot air yang menggenang di permukiman warga yang kemudian dibuang ke aliran Sungai Ciliwung.
Franky mengemukakan di Kampung Kebon Sayur terdapat empat unit mesin pompa air. Namun, satu unit sudah rusak karena dipakai secara maksimal ketika banjir melanda.
Sementara itu, petugas Dinas Sumber Daya Air, Yusuf mengatakan kerusakan pompa itu sudah dilaporkan ke atasannya untuk ditindak lebih lanjut.
"Kami sudah laporan, ada mesin rusak karena mesin juga menyedot sampah yang terbawa banjir," katanya.
Saat ini, lanjut dia, situasi di wilayah kampung Kebon Sayur sudah kondusif. Rumah warga sudah kembali bersih dari sampah dan lumpur akibat banjir.
"Aktivitas warga juga sudah berjalan seperti biasa," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi, Taufik Ridwan
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019