Tiga BUMD DKI ini meraih anugerah bersama sejumlah BUMD daerah lain setelah lolos proses penilaian dan seleksi sejak Januari sampai dengan awal April 2019.
"Peserta disaring dari 1.149 BUMD di seluruh Indonesia. Kemudian diseleksi menjadi 200 BUMD finalis. Dari finalis tersebut, sebanyak 162 BUMD finalis yang mengikuti proses penilaian lanjutan secara lengkap," kata M. Lutfi Handayani selaku Ketua Penyelenggara Top BUMD 2019 di Hotel Sultan Jakarta, Senin.
Menurut Lutfi jumlah peserta ini, meningkat 10 persen dibanding penyelenggaraan tahun lalu dimana sebanyak 130 BUMD finalis yang mengikuti proses penilaian secara lengkap.
Dalam kesempatan ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga diberikan penghargaan sebagai pembina BUMD terbaik serta Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Hadi sebagai CEO terbaik.
M. Lutfi Handayani mengatakan untuk penilaian panitia menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga penilai dan konsultan diantaranya Asia Business Research Center; Sinergi Daya Prima; PPM Manajemen; Harvard Business Review – Intellectual Business Community; Melani K. Harriman Associates; dan lain-lain.
Banyak manfaat bisa didapat setiap peserta yang mengikuti ajang ini berupa feedback dan nilai tambah sebagai masukan dan saran-saran dari dewan juri untuk perbaikan pengelolaan usaha di masa yang akan datang.
Ketua Dewan Juri Top BUMD 2019, Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin, MSc. MEng., menjelaskan bahwa kriteria TOP BUMD of the Year 2019 (Best of the Best). Yang menang dalam ketegori ini adalah BUMD yang memiliki (1) kinerja terbaik dan (2) yang relevan dengan tema, yakni ”BUMD Membangun Ekonomi Daerah Yang Berkelanjutan”.
”Jadi, kalau hanya berkinerja terbaik saja tetap tidak dapat menjadi BUMD of the year, namun BUMD tersebut harus relevan dengan tema Top BUMD 2019,” tegas Laode.
Untuk menentukan juara dari para juara, dewan juri menetapkan kriteria penilaian tambahan, terkait relevansi dengan tema.
Diantaranya penilaian kinerja keuangan didasarkan pada penilaian: manajemen keuangan yang mendukung upaya menumbuhkan nilai perusahaan dalam jangka panjang, perusahaan yang mencapai kinerja keuangan yang terbaik, dan perusahaan yang mempunyai peningkatan kinerja keuangan terbaik.
Sedangkan aspek pertumbuhan berkelanjutannya (relevansi dengan tema), ditekan pada penilaian apakah BUMD mampu mengurangi subsidi dan mengefisienkan OPEX, serta bagaimana komitmen manajemen dalam melakukan investasi jangka panjang.
Untuk bidang Human Capital, yang dinilai adalah apakah BUMD memiliki dan menerapkan sistem Pengelolaan Human Capital yang baik, terutama terkait dengan subsistem:
Rekrutmen karyawan, Pelatihan & pengembangan, Pengembangan karir, Pengembangan kompetensi, Reward Management, Talent Management, Jaminan Sosial ketenagakerjaan & kesehatan, dan program pensiun menjadi catatan, kata Laode.
Sedangkan bidang Pemasaran dan Layanan Pelanggan, yang dinilai adalah apakah BUMD telah menerapkan prinsip-prinsip pemasaran yang baik dan efektif, terutama dalam melakukan pengelolaan pelanggan, produk (barang/ jasa).
Terakhir, adalah bidang Manajemen Kinerja. Hal yang dinilai adalah apakah perusahaan mampu menyelaraskan visi, misi, strategi bisnis dan ukuran KPI untuk monitoringnya, perusahaan mampu memanfaatkan hasil monitoring kinerja untuk perbaikan daya saing.
Aspek pertumbuhan berkelanjutan yang dinilai adalah bagaimana pertumbuhan bisnis/cakupan layanan, dan bagaimana perbaikan yang dilakukan atas hasil pengukuran monitoring kinerja tersebut.
Di samping itu, ada pemberian penghargaan terhadap sejumlah CEO (chief executive officer) BUMD, berdasarkan sejumlah kriteria. Antara lain berdasarkan kelompok bisnis; karakter dan soft competency; serta penghargaan berdasarkan kategori khusus.
Sejumlah nama besar kepala daerah pun mendapat penghargaan karena peran yang baik sebagai pembina BUMD.
Laode Kamaluddin mengatakan, kepala daerah merupakan pembina dan pemegang saham oleh karenanya ikut berperan dalam keberhasilan yang didapatkan oleh BUMD.
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019