• Beranda
  • Berita
  • Hingga April, Pupuk Indonesia salurkan 2,86 juta ton pupuk bersubsidi

Hingga April, Pupuk Indonesia salurkan 2,86 juta ton pupuk bersubsidi

30 April 2019 16:14 WIB
Hingga April, Pupuk Indonesia salurkan 2,86 juta ton pupuk bersubsidi
Stok pupuk bersubsidi di gudang penyangga PT Petrokimia Gresik, Pakisaji, Malang, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc. (ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO)

Total penyaluran pupuk bersubsidi tersebut sudah mencapai 32 persen dari total alokasi tahun 2019 yang ditetapkan oleh pemerintah

PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak-anak usahanya, hingga April 2019 telah menyalurkan pupuk bersubsidi jenis urea, SP-36, ZA, NPK, dan pupuk organik, sebesar 2,86 juta ton.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana dalam siaran pers di Jakarta, Selasa, mengatakan total penyaluran pupuk tersebut mencapai 91 persen dari alokasi untuk periode Januari-April 2019 sebesar 3,1 juta ton.

"Total penyaluran pupuk bersubsidi tersebut sudah mencapai 32 persen dari total alokasi tahun 2019 yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Wijaya.

Dalam penyalurannya, Pupuk Indonesia mengikuti peraturan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian No 47 tahun 2018 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi, yaitu sebesar 8,874 juta ton

Memasuki musim tanam ini, total pupuk urea yang telah tersalurkan mencapai 1,25 juta ton, pupuk jenis SP-36 sebesar 304 ribu ton, ZA sebesar 289 ribu ton, NPK 802 ribu ton dan pupuk organik 215 ribu ton.

"Secara keseluruhan, penyaluran pupuk bersubsidi berjalan cukup baik," tegasnya..

Ia menambahkan saat ini persediaan pupuk bersubsidi mencapai 305 persen dari kewajiban yang ditetapkan pemerintah.

Total stok sampai lini 3 atau gudang kabupaten mencapai 1.114.655 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan enam minggu ke depan. Stok ini dilakukan juga untuk mengantisipasi arus mudik dan larangan angkutan menjelang Lebaran.

"Sejumlah daerah diperkirakan sudah memasuki musim tanam pada Ramadhan ini, jadi insya Allah kebutuhan pupuk bersubsidi tetap bisa terpenuhi," jelas Wijaya.

Ia juga menegaskan bahwa para produsen pupuk akan mempercepat proses distribusi dari lini 3, ke lini 4 yaitu ke kios-kios. "Jangan sampai pada saat dibutuhkan, pupuk tidak ada di kios-kios," kata Wijaya.

Untuk mengantisipasi tingginya kebutuhan pupuk para petani, Pupuk Indonesia selaku perusahaan induk telah menginstruksikan kepada anak-anak perusahaan untuk menyiapkan stok pupuk nonsubsidi di setiap kios.

"Masih banyak petani yang belum tergabung dalam kelompok tani atau belum menyusun RDKK (rencana definitif kebutuhan kelompok), sehingga kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi. Ada juga yang kebutuhan pupuknya melebihi dari alokasi yang sudah ditetapkan. Untuk itu, para produsen pupuk diminta menyiapkan pupuk nonsubsidi guna memenuhi kebutuhan petani di lapangan," jelas Wijaya.

Wijaya juga menghimbau para petani tetap menebus pupuk bersubsidi hanya di kios-kios resmi. Harga eceran tertinggi (HET) di tingkat petani dapat terpenuhi apabila petani melakukan penebusan di kios menggunakan uang tunai, membeli pupuk di kios resmi dan membeli pupuk dalam kemasan utuh.

Dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia menugasi para produsen pupuk, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Kujang dan PT Pusri Palembang untuk mendistribusikan pupuk sesuai dengan tanggung jawab wilayahnya masing-masing.

Baca juga: Gelar pasar murah, Pupuk Indonesia jual urea Rp1.000/kg
Baca juga: Pupuk Indonesia stok 1,6 juta ton pupuk subsidi antisipasi kelangkaan

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019