Pendapatan usaha PT PP (Persero) selama tahun buku 2018 mencapai Rp25,11 triliun atau naik 16,82 persen dibanding tahun sebelumnya Rp21,50 triliun antara lain didorong dengan kemampuan perusahaan dalam membangun sejumlah proyek infrastruktur.Usulan tersebut telah disetujui dan disahkan dalam RUPST sehingga dapat dibayarkan oleh perusahaan pada akhir Mei 2019
"Peroleh pendapatan tersebut juga berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan sehingga laba tahun bejalan perusahaan untuk tahun buku 2018 mencapai Rp1,95 triliun atau naik 13,64 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp1,72 triliun," kata Direktur Utama PT PP (persero Tbk Lukman Hidayat usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2018 di Jakarta, Selasa.
Dikatakan,dalam rapat tersebut pemegang saham juga menyetujui pembagian dividen sebesar 20 persen dari laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau setara dengan Rp48,452 per saham untuk tahun buku 2018.
Lukman mengatakan, perusahaan akan membayar dividen tunai tahun buku 2018 sebesar Rp300 miliar atau setara dengan Rp48,452 per lembar saham kepada pemegang saham.
"Usulan tersebut telah disetujui dan disahkan dalam RUPST sehingga dapat dibayarkan oleh perusahaan pada akhir Mei 2019," katanya.
Pembagian dividen tersebut, katanya, memberikan ruang flektibilitas keuangan yang besar bagi perusahaan untuk mendanai modal kerja perusahaan mulai dari pembangunan proyek infrastruktur hingga pelaksanaan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan sekaligus dalam rangka memperkuat struktur modal perusahaan.
Dengan demikian, dari laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,50 triliun tahun 2018, PT PP mencadangkan Rp1,20 triliun untuk penguatan ekuitas perusahaan.
Per 31 Desember 2018, perseroan memiliki total ekuitas sebesar Rp16,31 triliun atau naik 14,55 persen dibanding per 31 Desember 2017 sebesar Rp14,2 triliun.
Penguatan ekuitas tersebut, katanya merupakan bagian dari strategi pengembangan korporasi jangka panjang perusahaan melalui penguatan posisi keuangan sehingga dengan struktur modal sehat, perusahaan dapat terus berkembang.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019