"Kejadian bencana terus meningkat. Dampak yang ditimbulkan juga cukup besar. Bukan saja menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan, tetapu juga kerugian ekonomi yang memerosotkan capaian pembangunan," kata Sutopo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Sutopo mengatakan selama empat bulan pada 2019 terdapat 325 orang meninggal dunia, 113 orang hilang dan 1.439 orang luka-luka. Bencana juga menyebabkan 996.143 orang mengungsi dan menderita.
Sementara itu, kerusakan fisik akibat bencana dalam waktu empat bulan meliputi 3.588 rumah rusak berat, 3.289 rumah rusak sedang, 15.376 rumah rusak ringan, 325 bangunan pendidikan rusak, 235 fasiltas ibadah rusah dan 78 fasilitas kesehatan rusak.
"Lebih dari 98 persen bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi, sedangkan dua persen sisanya adalah bencana geologi," jelasnya.
Sutopo mengatakan selama empat bulan pada 2019 terdapat tiga kejadian bencana yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian cukup besar yaitu banjir dan longsor di Sulawesi Selatan pada 22 Januari; banjir dan longsor di Sentani, Papua pada 16 Maret; dan banjir dan longsor di Bengkulu pada 27 April.
Banjir dan longsor di Sulawesi Selatan menyebabkan 82 orang meninggal dunia, tiga orang hilang, dan 47 orang luka-luka dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp926 miliar.
Banjir dan longsor di Sentani menyebabkan 112 orang meninggal dunia, 82 orang hilang, dan 965 orang luka-luka dengan kerugian akibat kerusakan mencapai Rp668 miliar.
Sedangkan banjir dan longsor di Bengkulu menyebabkan 29 orang meninggal dunia, 13 orang hilang, dan empat orang luka-luka dengan kerugian akibat kerusakan sementara diperkirakan Rp200 miliar.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019