Bahkan, Eriksen tak ragu menyebut timnya menghabiskan 20 menit awal menyaksikan Ajax memainkan bola hingga akhirnya tim tamu menang 0-1 di pengujung pertandingan.
"Kami sangat di bawah standar. Untuk 20 menit pertama kami hanya melihat bola dan melawan tim yang senang mengendalikan bola itu bukan cara yang tepat," kata Eriksen dalam komentar purnalaga dilansir laman resmi UEFA.
"Kami harus mengubahnya. Kami membuat mereka terlihat luar biasa dan sekaligus memberikan kepercayaan diri bahwa mereka bisa mengendalikan keadaan," ujarnya menambahkan.
Eriksen juga enggan membicarakan tentang absennya pilar Harry Kane yang cedera serta Son Heung-min yang menjalani hukuman akumulasi kartu kuning.
Ia malah merasa cukup beruntung timnya cuma kalah 0-1, sebab jika lebih dari itu laga kedua di markas Ajax pekan depan akan menjadi lebih sulit lagi.
"Kami tidak boleh terus menerus mencari alasan dengan membicarakan pemain yang cedera. Kami berada di semifinal dan itu artinya semua pemain harus siap mengisi kekosongan," katanya.
"Kami cukup beruntung tendangan mereka mengenai tiang sebab jika kedudukan akhirnya 0-2, laga pekan depan akan sangat berbeda. Yang jelas kami harus mengubah pola permainan di laga kedua," pungkas legiun Denmark yang juga mantan pemain Ajax tersebut.
Tottenham kalah berkat gol cepat Donny van de Beek pada menit ke-15 dan Ajax sebetulnya berpeluang menggandakan kemenangan jika tembakan David Neres pada menit ke-78 tak membentur tiang gawang.
Meski kalah 0-1, selisih satu gol bukan tidak mungkin dibalikkan oleh Tottenham ketika melawat ke Johan Crujff Arena, Amsterdam, Belanda, pada Kamis (9/5) dini hari WIB pekan depan.
Baca juga: Ajax tundukkan Tottenham 1-0
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019