Bantuan lebih dari Rp351 miliar itu ditujukan bagi rakyat Palestina yang paling rentan di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Jordan.
Mogherini mengeluarkan pengumuman itu dalam satu taklimat sebelum sidang luar biasa Donor Internasional buat Palestina, Komisi Penghubung Ad Hoc (AHLC).
Wanita pejabat EU tersebut mengatakan AHLC "adalah alat yang diciptakan akibat dari Kesepakatan Oslo guna melicinkan jalan menuju pembentukan dua negara di Tanah Suci, yaitu Negara Palestina yang berdampingan secara damai dengan Negara Israel".
Namun, ia menambahkan, "25 tahun setelah saat itu, kemungkinan terciptanya dua negara kian pupus. Perluasan permukiman Yahudi berlangsung terus, sementara mekanisme internasional, yang melindungi rakyat Palestina di wilayah pendudukan, dihapus secara paksa."
Mogherini menekankan, "Penyelesaian dua-negara telah menjadi satu-satunya cara yang realistis untuk maju."
Ia mendesak pihak Palestina dan Israel "agar melanjutkan dialog guna memelihara dan meluncurkan kembali kerangka kerja Oslo".
"Kesepakatan fiskal dan ekonomi antara Israel dan Pemerintah Otonomi Palestina, termasuk Protokol Paris, harus dilaksanakan secara penuh. Penyelesaian harus ditemukan bagi krisis fiskal saat ini guna menghindari keambrukan ekonomi --yang akan memiliki dampak mengerikan bagi keamanan di wilayah itu. Ekonomi Palestina memerlukan sumber daya untuk tumbuh. Kami, sebagai Uni Eropa, siap dan akan membantu semua pihak kembali ke meja dialog yang dilandasi atas kesepakatan mereka," kata Mogherini.
Kepala Kebijakan Luar Negeri EU tersebut mengatakan Uni Eropa "menjadi dan akan tetap menjadi donor terbesar dan yang paling dapat diandalkan buat rakyat Palestina" dengan menyediakan lebih dari 300 juta euro (lebih dari Rp4,79 triliun) setiap tahun selama 15 tahun terakhir.
Sumber: WAFA
Baca juga: Abbas seru Uni Eropa akui Negara Palestina
Baca juga: Uni Eropa dukung Abbas untuk Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019