Negara Arab dukung proses peralihan di Sudan

1 Mei 2019 21:53 WIB
Negara Arab dukung proses peralihan di Sudan
Seorang pengunjuk rasa Sudan mengibarkan bendera nasional di depan sebuah barikade di sebuah jalan menuju kompleks kementerian pertahanan di Khartoum, Sudan, Selasa (30/4/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas/wsj/cfo
Negara Arab mendukung proses peralihan di Sudan yang menyeimbangkan ambisi rakyat dengan kestabilan, kata seorang menteri senior Uni Emirat Arab (UAE) pada Rabu.

UAE dan Arab Saudi pada April menjanjikan tiga miliar dolar AS buat Sudan, untuk memberi kehidupan buat pemimpin baru militer negeri tersebut, yang menggulingkan Presiden Omar Al-Bashir setelah berpekan-pekan protes massa.

Pemrotes dan pegiat telah berunding dengan Dewan Militer Peralihan (TMC) untuk membentuk satu badan gabungan militer-sipil guna mengawasi peralihan, tapi mengalami kebuntuan mengenai siapa yang menguasai dewan baru itu.

"Sepenuhnya sah bagi negara Arab untuk mendukung peralihan yang teratur dan stabil di Sudan. Peralihan yang menyesuaikan aspirasi rakyat dengan kestabilan institusi," kata Menteri Negara UAE Urusan Luar Negeri Anwar Gargash di akun Twitter. 

"Kita telah mengalami kekacauan besar di wilayah ini dan, secara pantas, tak memerlukan itu lagi," ia menambahkan.

Kelompok oposisi Sudan menyerukan pembentukan dewan pimpinan sipil untuk mengawasi peralihan politik. TMC tidak memperlihatkan tanda kesediaan untuk melepaskan kekuasaan tertingginya.

UAE dan Arab Saudi mendukung ketua dewan Abdel Fattah Al-Burhan dan wakilnya Mohamed Hamdan Dagalo, melalui keikut-sertaan mereka dalam koalisi pimpinan Arab Saudi, yang berperang di Yaman.

UAE dengan cepat menyambut pengangkatan Al-Burhan dan mengatakan UAE akan berusaha mempercepat bantuan untuk Sudan. Tak lama setelah pencalonan Al-Burhan, Arab Saudi menyatakan Riyadh akan menyediakan gandum, bahan bakar dan obat untuk Sudan.

Bantuan keuangan yang disedikan oleh kedua sekutu dekat tersebut, yang meliputi deposito 500 juta dolar AS di Bank Sentral Sudan, adalah bantuan besar yang pertama diumumkan secara terbuka untuk negara Afrika tersebut dari negara Teluk dalam beberapa tahun.

UAE dan Arab Saudi telah berusaha menanggulangi kemunculan gerakan politik agama di seluruh wilayah itu dan mendukung pemimpin militer Mesir Presiden Abdel Fattah As-Sisi setelah penggulingan presiden yang pertama terpilih secara demokratis Mohamed Moursi.

Sumber: Reuters

Baca juga: Hakim Sudan ikut unjuk rasa di Khartoum

Baca juga: Pemimpin oposisi: Sudan hadapi risiko kudeta balasan

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019