"Ki Hadjar Dewantara telah meletakkan pendidikan nilai, bertumpu pada watak dan karakter yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yakni Pancasila," kata Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Kamis.
Hasto Kristiyanto dalam menyikapi Hari Pendidikan Nasional yang jatuh setiap 2 Mei ini menilai kemajuan ilmu pengetahuan pada dasarnya untuk mengabdi pada bangsa, mengisi kemerdekaan agar berkemajuan dalam seluruh aspek kehidupan, serta berdedikasi bagi pengembangan kemanusiaan.
"Pendidikan karakter ini bersifat mutlak dan menjadi landasan kultur bangsa untuk berprestasi," katanya.
Menurut Hasto, kritik dalam dunia pendidikan Indonesia terletak pada kurangnya disiplin, melunturnya budaya prestasi, kecenderungan menempuh jalan pintas, serta kurangnya militansi untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Ilmu pasti semakin kurang digemari. Budaya penelitian kurang diminati. Dalam jangka panjang, ini membahayakan kemajuan bangsa dan negara," katanya.
Berdasarkan persoalan tersebut, Hasto berharap pelaksanaan pendidikan nasional harus terus dievaluasi.
"Sekolah itu menjadi persemaian akal sehat dan budi pekerti, bukan sikap intoleransi," katanya.
Menurut dia, sekolah harus membuka ruang seluas-luasnya bagi kultur berprestasi. "Sekolah harus membuka kesadaran untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," katanya.
Hasto menegaskan, peringatan Hari Pendidikan Nasional harus menjadi momentum otokritik terhadap pelaksanaan pendidikan agar semakin mengedepankan nalar dan akal sehat, disiplin, budaya kejar prestasi, dan semangat cinta pada tanah air.
Baca juga: Kemendikbud: Pondasi pendidikan harus kuat
Baca juga: Puluhan mahasiswa unjuk rasa tuntut hentikan liberalisasi pendidikan
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019