"Kami targetkan pertengahan tahun ini. Menteri (Kominfo Rudiantara) menargetkan 17 Agustus bisa deliver service," kata Direktur Utama BAKTI Anang Latif di Jakarta, Jumat.
Target tersebut, menurut Anang, lebih lama dari rencana awal penyelesaian proyek pembangunan jaringan serat optik nasional itu pada Juni 2019.
Anang mengaku persoalan keamanan di Papua, sebagai salah satu wilayah proyek Palapa Ring Timur, menjadi penyebab target penyelesaian Palapa Ring meleset dari target awal.
Progres pembangunan Palapa Ring Timur telah mencapai 96 persen hingga awal Mei 2019.
Baca juga: Palapa Ring Timur selesai pertengahan tahun ini
Kontur wilayah Papua dan Papua Barat yang berupa pegunungan juga menjadi kendala lain pembangunan Palapa Ring Timur. BAKTI mencontohkan kendala di Kabupaten Intan Jaya misalnya yang memerlukan 52 menara jaringan.
Sebanyak 28 mentara dari 52 menara itu berada di atas pegunungan sehingga membutuhhkan helikopter untuk mengangkut material yang diperlukan.
Satu menara jaringan rata-rata memerlukan 80-100 ton material yang harus diangkut. Sedangkan helikopter yang tersedia hanya mampu mengangkut maksimal tiga ton sekali jalan.
Proyek infrastruktur jaringan Palapa Ring dibagi menjadi tiga paket, yaitu Barat, Tengah dan Timur. Dua paket yaitu Barat dan Tengah sudah selesai dibangun sejak 2018.
Sebelumnya, Anang Latif mengatakan pembangunan Palapa Ring Timur sempat terkendala baku tembak di Kabupaten Nduga sehingga para pekerja harus menghentikan kegiatan mereka untuk sementara waktu dengan pertimbangan keamanan.
Proyek tersebut juga terkendala banjir bandang di Sentani yang menyebabkan sejumlah material pembangunan hilang.
Baca juga: Progres Palapa Ring Jayawijaya akan ditinjau Menkominfo
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019