Bertempat di Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat siang, kue apem yang disajikan langsung habis diperebutkan masyarakat hanya dalam waktu sekejap.
"Dengan begini masyarakat bisa lebih dekat dengan Masjid Al Akbar Surabaya," ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan di sela kegiatan yang tercatat sebagai rekor dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) itu.
Wali Kota memastikan Pemkot Surabaya bersama Pemprov Jatim dan takmir sepakat untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat untuk lebih memakmurkan Masjid Al Akbar.
"Kami mengajak anak-anak supaya lebih mengenal Islam di sini. Bukan sekadar belajar shalat dan membaca Al-Quran, melainkan agar mereka menjadi anak yang berakhlak baik. Dengan begitu anak-anak bisa tangguh, tidak tergoda narkoba dan minuman keras, serta tidak ada anak-anak yang memukuli gurunya lagi," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan megengan adalah kearifan lokal yang terus terjaga kelestariannya secara turun-temurun.
"Ini pendekatannya lebih ke sosio kultural. Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan kita bermaaf-maafan sembil berbagi kue apem sehingga terasa spiritual," katanya.
Megengan dengan berbagi kue apem, kata dia, adalah mempererat hubungan silaturahim antara sesama umat manusia atau hablum minannas.
"Kalau bulan suci Ramadhan itu hubungan manusia dengan Tuhan atau hablum minallah, kita beribadah shalat sunnah tarawih, mengaji tadarus dan sebagainya. Tapi kita juga tidak melupakan hablum minannas, yaitu melalui tradisi megengan ini, sambil berbagi kue apem," tuturnya. (*)
Pewarta: Fiqih Arfani/Hanif Nahsrullah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019