"Ini adalah langkah nyata Kemenperin melalui Dirjen IKMA untuk mempersiapkan IKM menuju revolusi industri 4.0," kata Dirjen IKMA, Gati Wibawaningsih di sela pembukaan e-Smart IKM, Go Digital di hotel Four Poin by sheraton Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat.
Pelaksanaan e-Smart IKM 2019 dengan tema ”IKM Go Digital digelar Kemenperin dihadiri 250 pelaku IKM seperti dari Kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Gowa, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Timur.
Selain itu , Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Takalar, Kabupaten Wajo, Kota Banjar, Kota Makassar, dan Kota Pare-pare. Kegiatan ini berkolaborasi dengan platform digital dan Lembaga pembiayaan ini dikemas dalam konsep pameran, talkshow, dan workshop.
"Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam 'Making Indonesia 4.0' adalah IKM yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi. Melalui program ini, kami harap akan menjadi penghubung bagi IKM untuk belajar bagaimana menggunakan platform digital untuk meningkatkan daya saingnya," ujar Gati.
Dia menjelaskan, transformasi digital dari proses jual beli konvensional menjadi jual beli secara daring (online) semakin marak di Indonesia. Tidak hanya untuk produk berupa barang, tetapi juga jasa, menjadikan industri e-commerce memiliki tantangan besar tetapi menjanjikan potensi yang tidak kecil.
"Kami berharap e-commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital dengan menggunakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, serta manajemen relasi dengan pelanggan secara digital pula," katanya.
Kemenperin mencatat, hingga akhir tahun 2018, Workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp 2,3 miliar.
Berdasarkan sektornya, industri makanan dan minuman mendominasi hingga 31,87 persen dari total transaksi di e-Smart IKM, kemudian disusul sektor industri logam sebesar 29,10 persen, dan industri fashion sebesar 25.87 persen.
"Hingga tahun 2019, ditargetkan bisa mencapai total 10.000 peserta untuk ikut dalam program ini," ujarnya.
Hingga saat ini, program e-Smart IKM yang dilaksanakan di 34 provinsi, telah melibatkan beberapa pihak, seperti Bank Indonesia, Bank BNI, Google, iDeA, Kementerian Komunikasi dan Informatika, BNPZTKI dan Kementerian Sosial serta mengandeng Pemrov dan Pemda kabupaten kota setempat.
"Program e-Smart juga telah bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia' Shopee, BliBli, Blanja, Ralali, dan Gojek Indonesia," kata Gati.
Program e-Smart IKM, menurut dia, juga akan memfasilitasi pelaku usaha agar dapat mengakses pasar yang lebih luas melalui kerja sama dengan ATT Group selaku Authorized Global Partner Alibaba.com di Indonesia.
"Kerja sama ini meliputi pelatihan pemasaran online bagi IKM dalam melaksanakan operasionai di dalam Alibaba.com serta pertukaran data dan Iinformasi mengenai perkembangan dan pencapaian IKM yang masuk di dalam program e-Smart IKM," katanya.
Pada kesempatan itu Gati menegaskan sektor IKM mampu menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Hal ini dilihat dari kontribusinya yang cukup besar, mulai dari jumlah dan penyerapan tenaga kerjanya.
"IKM sebagai bagian dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga saat ini berjumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha atau sekitar 99 persen dari seluruh unit usaha lndustri di Indonesia,” ungkapnya.
Dari jumlah unit usaha tersebut, menyerap tenaga kerja sebanyak 10,5 juta orang atau 65 persen dari total tenaga kerja sektor industri secara keseluruhan.
Gati Menambahkan, e-Smart IKM 2019 dengan tema "IKM Go Digital" ini menyediakan tiga topik talkshow serta delapan workshop yang diikuti ratusan peserta.
Dia mengatakan pihaknya senang melihat antusiasme IKM mengikuti acara tersebut. Ini menjadi bukti bahwa IKM siap mengadopsi teknologi digital. Acara IKM Go Digital ini telah diadakan di Semarang, Bogor, Surabaya, Bali, Pontianak dengan melibatkan 4.500 IKM tahun ini.
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019