"FPS merupakan penelitian praktis mahasiswa semester enam prodi managemen destinasi wisata untuk memberikann solusi permasalahan pariwisata di daerah," kata Sekretaris Prodi Managemen Destinasi Wisata STP NHI Bandung, Nurdin Hidayah, Jumat.
Tiga hasil penelitian tim mahasiswa semester Vl yang dirangkum dalam jurnal field project study, Jumat siang ditelaah dalam Seminar Kepariwisataan bertema The Growth of Tourism Developing from Peripheral melalui forum diskusi dengan melibatkan narasumber akademisi dan praktisi serta perwakilan instansi pemerintah daerah/kota, di Gedung Mandalawangi lantai 2, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Jalan Dr Setiabudi 186 Kota Bandung.
Lokus penelitian di tiga daerah yakni Desa Mekarwangi, Bandung Barat, Jawa Barat, kedua Desa Wisata Kaki Langit, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, dan ketiga di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan.
"Hasil penelitian ini akan diserahkan ke lokus masing-masing atau ke pemda masing-masing. Setelah itu ditindaklanjuti oleh mereka," kata dia.
Nurdin menuturkan ada tiga manfaat dari Program FPS, yakni sebagai ilmu bagi mahasiswa untuk memberikan solusi kepada daerah, kedua daerah bisa menerima manfaat dari hasil penelitian mahasiswa.
Program FPS sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 dan sudah ada sejumlah pemda yang menindaklanjuti atau merealisasikan hasil penelitian mahasiswa STP NHI Bandung melalui program ini.
"Alhamdulillah ada pemda yang merealisasikan hasil penelitian mahasiswa kami seperti Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan lain-lain," kata dia.
Wisata Desa Mekarwangi
Dalam laporan penelitian para mahasiswa tentang perencanaan dan pengembangan agritourism Kawasan Desa Mekarwangi, Kabupaten Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, dijelaskan salah satu pengembangan sektor pariwisatanya adalah Kopi Tour yakni wisatawan melakukan aktivitas wisata di Kebun Kopi.
Aktivitas tersebut seperti menyiangi rumput yang ada di sekitar tanaman kopi, memetik biji kopi yang sudah siap panen dan mengikuti panennya.
Selain itu, wisatawan juga bisa mengamati atau membantu pekerja dalam proses pengolahan kopi menjadi green bean.
Seusai mengikuti Kopi Tour, wisatawan dapat membeli hasil kopi yang telah mereka lalui prosesnya di toko oleh-oleh yang ada di Visitor Center.*
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019