Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan sosialisasi penerapan sistem analisa secara "real time" produksi dan penjualan batu bara untuk pengendalian dan pengawasan kualitas serta kuantitas batu bara yang lebih cepat dan akurat.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ESDM Dadan Kusdiana, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu, sosialisasi kebijakan tersebut adalah inisiatif dari Badan Litbang ESDM untuk memberikan solusi pada pengendalian, pengawasan produksi, dan penjualan batubara.
"Balitbang coba menawarkan solusi terintegrasi, bagaimana kita akan melakukan kegiatan pengendalian dan pengawasan produksi, serta penjualan batubara. Pada revolusi industri 4.0, salah satu backbonenya itu real time, transparan, konektivitas, objektif dari segi pengukuran, nanti lebih jauh lagi datanya real, tidak hanya on the spot, tetapi juga bisa kita lihat di manapun," ujar Dadan.
Saat ini, menurut Dadan, teknologi yang digunakan untuk menentukan kualitas dan kuantitas batubara masih konvensional, namun memang sudah ada produsen batubara yang menggunakan teknologi "real time coal analyzer" ini.
"Dari kunjungan kami ke lapangan, kita melihat sebenarnya ada yang sudah memakainya di lapangan, sudah dimanfaatkan, dan hasilnya sudah digunakan. Kalau sekarang yang berjalan yang konvensional. Diambil sampel, diukur, dites, 3 hari kemudian hasilnya keluar," tambah Dadan.
Dadan juga mengatakan bahwa teknologi ini memiliki manfaat, antara lain adalah untuk memperkuat pengawasan internal dan mendapatkan data secara real-time.
"Teknologi ini sudah terbukti dan digunakan secara komersial. Kalau sudah ada yang beli berarti sudah terbukti. Dengan teknologi ini, kami bisa memperkuat pengawasan internal, juga secara preventif kita bisa melakukan pengawasan," katanya.
Data dari batubara tersebut bisa simpan setiap 2 jam atau 2 menit sekali. Selain itu juga bisa mendapat data real time, bisa on the spot tentunya, karena alat ini ada juga di lapangan, serta bisa memperkuat pengawasan kebenaran secara materiil karena ada angka-angka yang diukur.
Sementara itu, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Muhamad Hendrasto mengatakan bahwa teknologi real time coal analyzer ini dapat membantu proses verifikasi penjualan batubara yang dilakukan oleh surveyor pelaksana.
"Setiap penjualan batubara harus diverifikasi oleh surveyor pelaksana yg ditetapkan oleh Direktur Jenderal Minerba. Dengan kemajuan teknologi ini, sudah ada alat real time coal analyzer. Mungkin ini merupakan alternatif, karena teknologi yang digunakan saat ini perlu waktu antara 3 sampai 7 hari. Kalau coal analyzer ini real time," ujar Hendrasto.
Keuntungan dari penggunaan teknologi ini adalah sistem otomatis yang tidak bergantung kepada manusia, tidak diperlukan sampel karena pengukuran dilakukan terus-menerus terhadap 100 persen material, dan memungkinkan untuk menganalisis data pada waktu yang sebenarnya (real-time).
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019