Ribuan warga Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, turun gunung demi panggilan tradisi perayaan seba sebagai titipan dari leluhur untuk menjalin hubungan baik bersama kepala daerah (bupati dan gubernur) dan aparat hukum.Kita khawatir jika tidak merayakan seba dapat menimbulkan malapetaka maupun bencana. Sebab, perayaan seba sebagai titipan leluhur yang harus dilaksanakan setiap tahun,
"Kita wajib melaksanakan tradisi seba yang dilaksanakan warga Badui setelah menjalani perayaan kawalu itu," kata Ayah Nurpa, seorang pemuka adat Badui Dalam warga Cikeusik Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Sabtu.
Perayaan seba dihadiri ribuan warga Badui terdiri dari Badui Luar (penamping) dengan khas pakaian hitam-hitam dan lomar atau ikat kepala berwarna biru juga Badai Dalam (Badui Jero) berpakaian khas putih-putih dan lomat putih.
Masyarakat Badui Dalam melaksanakan seba dengan berjalan kaki menempuh perjalanan lima jam atau 40 Km menuju Rangkasbitung.
Masyarakat Badui yang tinggal di pegunungan kendeng merayakan seba sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan hasil bercocok tanam ladang.
Selain itu juga kehidupan masyarakat Badui damai dan rukun tanpa gangguan keamanan.
Oleh karena itu, warga Badui wajib melaksanakan tradisi seba guna membangun kehidupan yang lebih baik antara tetua adat dan kepala pemerintahan daerah.
"Kita khawatir jika tidak merayakan seba dapat menimbulkan malapetaka maupun bencana. Sebab, perayaan seba sebagai titipan leluhur yang harus dilaksanakan setiap tahun," ujarnya.
Asmin (40), seorang warga Badui Dalam mengatakan bahwa dirinya tahun ke tahun merayakan seba untuk menjalin hubungan baik dengan pemerintah daerah sebagai aparat negara.
Aparat negara itu mengatur kehidupan rakyat agar kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera."Kita sebagai warga negara yang baik tentu harus tunduk dan patuh terhadap peraturan pemerintah," jelasnya.
Menurut dia, masyarakat Badui Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikeusik dan Cikawartana hidup penuh kedamaian dan kecintaan terhadap alam.
Selama ini, masyarakat Badui melestarikan, menjaga dan menghijaukan kawasan hutan adat guna mengantisipasi pemanasan global yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia. "Kita berkomitmen menjaga dan melestarikan hutan agar tidak terjadi kerusakan alam," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi menyebutkan perayaan seba tahun 2019 dihadiri warga Badui sebanyak 1.035 jiwa,termasuk 13 jiwa dari Badui Dalam. "Kami berharap pelaksanaan seba yang digelar malam nanti berjalan lancar," ujarnya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019