"Jumlah kejadian gempa bumi masih dikategorikan normal karena wilayah Sulut dan sekitarnya dikategorikan wilayah subduksi sehingga tingkat kegempaannya tinggi," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun Edward Henrry Mengko di Manado, Minggu.
Sebagaimana data publikasi BMKG Stasiun Geofisikas Winangun dalam grup percakapan BMKG, PVMBG, dan pemangku kepentingan, tercatat terjadi sembilan kejadian gempa.
Berturut-turut kejadian gempa yang terekam, gempa berkekuatan M=3,6 yang pukul 00:06:02 Wita berada di lokasi 3.87 LU,126.56 BT atau sekitar 19 kilometer barat daya Melonguane dengan kedalaman 10 kilometer.
Gempa M=3,3 pada pukul 02:34:33 Wita pada lokasi 2.51 LU,128.39 BT atau sekitar 52 kilometer timur laut Daruba-Maluku Utara dengan kedalaman 206 kilometer.
Gempa M=3,9 pukul 03:54:45 Wita di lokasi 3.37 LU,126.31 BT atau sekitar 80 kilometer barat daya Melonguane dengan kedalaman sembilan kilometer.
Gempa M=5,5 pukul 05:02:13 Wita di lokasi 1.96 LU,123.69 BT atau 125 kilometer barat laut Lolak-Kabupaten Bolaang Mongondow pada kedalaman 328 kilometer.
Gempa M=4,8 pukul 07:51:01 Wita di lokasi 4.32 LU,126.80 BT atau sekitar 38 kilometer timur laut Melonguane dengan kedalaman sembilan kilometer.
Gempa M=4.7 pada pukul 08:05:40 Wita di lokasi 4.24 LU,126.68 BT atau 26 kilometer timur laut Melonguane dengan kedalaman 17 kilometer.
Gempa M=3.4 pukul 09:39:54 Wita di lokasi 1.07 LU,122.77 BT atau sekitar 32 kilometer barat laut Gorontalo Utara pada kedalaman 49 kilometer.
Gempa M=4.5 yang terjadi pukul 11:07:14 Wita di lokasi 4.20 LU,126.74 BT atau sekitar 23 kilometer timur laut Melonguane pada kedalaman 20 kilometer.
Gempa M=4.7 yang terjadi pukul 12:42:01 Wita di lokasi 4.12 LU, 126.69 BT atau sekitar 13 kilometer timur laut Melonguane pada kedalaman 10 kilometer.
"Bila dirata-ratakan setiap hari kejadian gempa yang terekam bisa mencapai 10 kali," ujarnya.
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019